HARIAN MERAPI- Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sukoharjo tercatat ada 229 kasus. Data diketahui hingga Minggu ke-14 April 2024. Kasus DBD terus mengalami peningkatan dengan empat penderita di antaranya meninggal dunia. Masyarakat terus diingatkan untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo Tri Tuti Rahayu, Sabtu (20/4) mengatakan, hingga Minggu ke-14 April 2024 tercatat ada 229 kasus DBD di Kabupaten Sukoharjo. Penderita DBD tersebar merata di 12 kecamatan. Seluruh penderita DBD telah mendapat penanganan dari petugas medis.
Jumlah kasus DBD di Kabupaten Sukoharjo terus mengalami peningkatan. Empat penderita DBD di antaranya diketahui meninggal dunia. Kasus DBD yang meningkat tersebut belum berdampak pada penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Tri Tuti menjelaskan, data paparan kasus DBD di Kabupaten Sukoharjo masih dalam batas bawah normal angka insiden rate (IR) atau jumlah rata-rata kasus baru dalam periode yang sama sebesar 22,9 persen dari 49/100.000 penduduk. Sedangkan case fatality rate (CFR) atau rata-rata angka kematian kasus sebesar 1,9 persen kurang dari 2/100.000 penduduk. "Kasus DBD memang ditemukan ada peningkatan. Tapi status Kabupaten Sukoharjo belum KLB DBD karen masih dibawah batas normal," ujarnya.
DKK Sukoharjo memastikan seluruh kasus DBD sudah tertangani. Selain itu masyarakat juga diingatkan tentang pentingnya pencegahan penyebaran DBD dengan menerapkan PHBS dan gerakan PSN di rumah dan lingkungan sekitar.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani turun langsung menemui masyarakat untuk mengingatkan menerapkan PHBS dan gerakan PSN sebagai bentuk kewaspadaan penyebaran penyakit DBD. Kegiatan dilakukan dengan mendatangi sejumlah tempat pelayanan masyarakat mengingat kasus DBD sekarang cukup tinggi.
Etik Suryani mengatakan, Pemkab Sukoharjo memberikan perhatian penuh terhadap penyebaran penyakit DBD yang menjangkiti warga disejumlah wilayah. Jumlah kasus yang tinggi tersebut menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah.
Pemkab Sukoharjo menganggap penting penanganan berupa pengobatan terhadap warga yang terkena DBD. Tidak kalah penting yakni pencegahan agar tidak terjadi penyebaran dan bertambahnya penderita DBD.
"Saya turun langsung bertemu dengan masyarakat dan mengingatkan tentang pentingnya PHBS dan PSN sebagai bentuk kewaspadaan dan pencegahan DBD. Sekarang kasus DBD sedang merebak dan menjangkiti tidak hanya orang dewasa saja, tapi juga anak-anak," ujarnya.
Direktur RSUD Ir Soekarno Sukoharjo Yunia Wahdiyati, mengatakan, sejak awal Maret lalu RSUD Ir Soekarno Sukoharjo menerima banyak pasien kasus DBD yang didominasi anak-anak. Pasien DBD tersebut semakin menambah jumlah pasien secara umum lainnya yang masuk dan harus mendapat perawatan inap di RSUD Ir Soekarno Sukoharjo. Hal ini berdampak pada membludaknya daya tampung kamar sampai membuat penuh.
"Pasien kasus DBD banyak yang masuk ke RSUD Ir Soekarno Sukoharjo dan didominasi anak-anak. Semua sudah tertangani disini," ujarnya.*