Pengamat : Negara ini akan dianggap sebagai milik Jokowi ketika nepotisme dibiarkan tumbuh

photo author
- Kamis, 9 November 2023 | 19:00 WIB
Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan di Jakarta, Selasa (24/10/2023).  (ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan di Jakarta, Selasa (24/10/2023). (ANTARA/Indra Arief Pribadi)

HARIAN MERAPI - Peran Presiden Joko Widodo dalam perpolitikan Tanah Air belakangan ini memang luar biasa.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah, Jokowi pandai mengatur segala hal agar tercapai maksudnya dan lalu berkilah.

“Jokowi memiliki keahlian membangun opini pembelaan, meskipun dia dalam posisi yang keliru, tetapi mahir memutar situasi justru menjadi benar,“ kata Dedi saat dihubungi, Kamis (9/11/2023).

Besarnya pengaruh dan kuasa Presiden Jokowi bahkan membuat Prabowo kehilangan sikap kesatrianya.

Baca Juga: Cerita misteri tukang reparasi tv punya tangan ajaib yang seolah mengandung tenaga elektrik

“Dan yang memprihatinkan, Prabowo yang seharusnya menjadi kesatria justru terlibat dalam tindakan nepotis ini,” ujar Dedi.

Semua sumber kepongahan dan pengabaian terhadap aturan hukum oleh kelompok orang dalam lingkaran Jokowi adalah karena mereka disokong Presiden, sehingga kepercayaan diri mereka akan terus tumbuh meskipun secara kasat mata lakukan pelanggaran konstitusional, juga etika.

Bukan cuma perkara intervensi putusan MK saja, namun Presiden juga membiarkan anak buahnya terlibat kampanye politik. Padahal jelas-jelas dia menginstruksikan agar pejabat bersikap netral.

”Dengan adanya anggota kabinet, Raja Juli Antoni, Bahlil Lahadalia, Budi Arie, dan lainnya dalam aktivitas kampanye Gibran, itu sudah jelas bahwa Presiden menjadi sumber masalah,” tandas Dedi.

Baca Juga: Presiden Jokowi harus tegas dan konkret, bikin aturan agar alat negara netral dalam Pemilu 2024

Berat kepentingan presiden di atas segalanya, sulit untuk berharap dia bersikap negarawan, memastikan kestabilan hukum dan politik di Indonesia.

Dedi juga mencontohkan kepongahan orang-orang dekat Jokowi tersebut yakni Anwar Usman yang justru melawan putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang mencopotnya dari jabatan Ketua MK. Menurut Dedi, sikap pongah mantan Ketua MK Anwar Usman, karena dia merasa percaya diri disokong Jokowi.

“Negara ini akan dianggap sebagai milik Jokowi ketika nepotisme dibiarkan tumbuh. Maka dari itu wajar jika Anwar Usman melawan, dia mendapat "jaminan" untung "menang",” imbuh Dedi.

Sebelumnya, dalam konferensi pers, Anwar Usman dengan santai mengaku tak berdosa setelah melakukan pelanggaran kode etik dan perilaku hakim konstitusi, karena terbukti membiarkan Mahkamah Konstitusi (MK) diintervensi pihak luar dalam memutus perkara nomor 90/PUU-XXI/2023.

Baca Juga: Mengaku masinis, seorang pria asal Blitar curi handphone milik karyawan Stasiun Tugu Yogyakarta

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X