Begini cara pilih pemimpin masa depan menurut Jokowi

photo author
- Minggu, 17 September 2023 | 06:00 WIB
Presiden Jokowi memegang telepon seluler saat swafoto bersama relawan Solmet pada acara Rembug Nasional Kelompok Relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023). ( ANTARA/Linna Susanti.)
Presiden Jokowi memegang telepon seluler saat swafoto bersama relawan Solmet pada acara Rembug Nasional Kelompok Relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023). ( ANTARA/Linna Susanti.)



HARIAN MERAPI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan rakyat untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin, jangan salah pilih.


Jokowi menekankan tiga periode ke depan harus benar-benar menentukan nasib bangsa Indonesia.


Karenanya, kata Jokowi, rakyat Indonesia berhati-hati memilih pemimpin dalam kepemimpinan nasional ke depan agar bisa membawa kesejahteraan hingga tiga periode ke depan.

Baca Juga: Ini lho, Desa Wisata Purwosari Kulon Progo yang kaya potensi, tidak cuma Ayunan Langit

"Dan tiga periode kepemimpinan nasional ke depan ini sangat menentukan di 2024 yang pertama, di 2029 yang kedua, di 2034 ini sangat menentukan sekali," kata Presiden Jokowi saat memberi sambutan pada acara Rembug Nasional Kelompok Relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Presiden menuturkan, seperti kata Ketua Umum Solmet Silfester Matutina bahwa negara-negara Amerika Latin yang sudah sejak tahun 1950 sampai 1970 menjadi negara berkembang.

Tetapi, kata Jokowi, sampai saat ini, selama 60 sampai 70 tahun masih menjadi negara berkembang, karena ketika ada kesempatan melompat tidak bekerja keras untuk menghasilkan lompatan-lompatan.

"Dan kita mau terjebak dalam apa yang tadi saya ceritakan. Kita harus mampu dalam tiga periode ke depan, memiliki pemimpin yang bisa membawa kita semuanya melompat menjadi negara sejahtera," ujar presiden.

Baca Juga: Seniman dan pelaku seni deklarasi Temanggung sebagai T FolkArt City, ini tujuannya

Presiden menyampaikan bahwa Indonesia berhutang kepada IMF (International Monetary Fund) beberapa puluh tahun lalu saat krisis ekonomi. Dalam perkembangan saat ini, sudah semakin banyak negara yang berhutang kepada lembaga Dana Moneter Internasional itu.

"Kita pernah jadi pasiennya IMF tahun 1997-1998 karena krisis di Indonesia. Sekarang lebih banyak lagi, 96 negara menjadi pasiennya IMF," ujarnya.

Presiden Jokowi pun mengajak masyarakat Indonesia bersyukur atas keadaan saat ini yang berhasil melalui pandemi COVID-19 dengan baik di tengah krisis yang melanda negara-negara secara global.

"Inilah yang wajib kita syukuri karena untuk keluar setelah krisis COVID itu tidak mudah. Harga pangan naik, harga energi naik, Bunga bank di semua negara naik," kata presiden.

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa yang akan dihadapi oleh kepemimpinan nasional ke depan sesuatu yang tidak gampang.

Baca Juga: Kumpulan cerita lucu dan kisah nyata suara tangisan dari samping rumah dan kecelakaan fatal mobil dan andong

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X