Musim hujan terjadi November, atau mengalami kelambatan dibandingkan dengan biasanya

photo author
- Jumat, 8 September 2023 | 17:55 WIB
Ilustrasi- Krisis air bersih di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada musim kemarau. Pemerintah berusaha mencari sumber air baku dari sungai-sungai bawah tanah untuk mengatasi kesulitan mendapatkan air saat musim kering.  (ANTARA/Sigid Kurniawan)
Ilustrasi- Krisis air bersih di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada musim kemarau. Pemerintah berusaha mencari sumber air baku dari sungai-sungai bawah tanah untuk mengatasi kesulitan mendapatkan air saat musim kering. (ANTARA/Sigid Kurniawan)

HARIAN MERAPI - Musim kemarau tahun ini diprakirakan sampai bulan Oktober, dan musim hujan akan mengalami kelambatan dibandingkan dengan biasanya.

Menurut prakiraan BMKG, awal musim hujan di wilayah Indonesia terjadi pada bulan November 2023, dan tidak terjadi secara serentak.

"Karena tingginya keragaman iklim di Indonesia menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Baca Juga: Cegah penumpukan sampah, Pemkot Pekalongan kenalkan model 4in1, begini cara kerjanya

Dwikorita mengatakan saat ini sebagian besar wilayah Indonesia masih mengalami musim kemarau. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh adanya fenomena El Nino di Samudera Pasifik, utamanya dipengaruhi angin Mosun Australia.

Posisi El Nino ada dalam fase moderat sejak akhir Juni 2023 dan saat ini indeks El Nino berada pada nilai +1,54. Kondisi el Nino moderat diprediksi tetap bertahan hingga awal 2024.

Sedangkan di Samudera Hindia pemantauan anomali suhu muka laut menunjukkan adanya kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) positif dengan nilai +1,527 dan diprediksi akan tetap positif sampai akhir 2023.

Baca Juga: Penyaluran 30 Ribu Liter Air Bersih dari BPBD dan Baznas ke Krendowahono Dikawal Polres Karanganyar

Menurutnya, makna IOD positif dan El Nino moderat berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan di wilayah kepulauan Indonesia.

"Jadi keringnya musim kemarau saat ini sesuai hasil prediksi bulan Februari lalu, akibat dari pengaruh dua-duanya, El Nino di Samudera Pasifik dan IOD positif dari Samudera Hindia yang saling menguatkan. Super posisi fenomena El Nino dan IOD positif tersebut menyebabkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia jauh lebih sedikit dari normalnya," kata dia.

Menurut dia, peralihan dari musim kemarau ke hujan umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin timuran/Monsun Australia yang beralih menjadi angin baratan/Monsun Asia yang berasal dari arah benua Asia.

Baca Juga: KPK Jadwalkan Pemeriksaan Dahlan Iskan pada Kamis Pekan Depan

"Akhirnya diharapkan apabila angin itu berasal dari benua Asia yang membawa uap-uap air dari Samudera Pasifik di sekitar Asia, maka diharapkan akan segera memberikan awan-awan hujan dan mendatangkan musim hujan di Kepulauan Indonesia," kata dia.

Dari hasil analisis BMKG, angin timuran yang berasal dari Australia diprediksi masih tetap aktif hingga November 2023 terutama di Indonesia bagian selatan yang paling dekat dengan Australia. Sementara angin baratan diprediksi akan datang lebih lambat dari normalnya.

Ia menjelaskan beberapa wilayah yang dekat dengan benua Asia sudah lebih dulu mendapat musim hujan, yakni sebagian besar Aceh yang dekat ke arah Asia, sebagian besar Sumatera Utara, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X