Widya Analytic kupas pentingnya transformasi digital di era 21th century skills

photo author
- Sabtu, 10 Desember 2022 | 11:15 WIB
Peserta mengikuti webinar bertema Tekad Bersama Mewujudkan Transformasi Digital pada Rabu (7/12/2022) yang digelar Widya Analytic.  (Dok. Istimewa)
Peserta mengikuti webinar bertema Tekad Bersama Mewujudkan Transformasi Digital pada Rabu (7/12/2022) yang digelar Widya Analytic. (Dok. Istimewa)
 
HARIAN MERAPI - Transformasi digital, khususnya bidang teknologi semakin berkembang pesat. 
 
Merespons perubahan yang ada, Widya Analytic sebagai perusahaan di Jogja yang memberikan solusi di bidang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan transformasi digital, mengadakan webinar bertema 'Tekad Bersama Mewujudkan Transformasi Digital', pada Rabu (7/12/2022). 
 
Tidak seperti rangkaian acara rutinitas lainnya, webinar dalam rangka merayakan ulang tahun ke-3 Widya Analitc tersebut dihadiri tiga pembicara sekaligus dengan konsep Tech Talks.
 
 
Ketiga pembicara tersebut adalah Kepala Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan Kemendikbud Ristek Rahmawati, Asesor KemenpanRB Wing Wahyu Winaro, dan Arnofa Kunandang COO UMG Idealabs Indonesia.
 
Rahmawati mengatakan, diperlukan kolaborasi untuk menyelesaikan setiap masalah yang ada. Dalam menyelesaikan masalah tersebut, ada beberapa langkah yang harus dilakukan mulai dari mengidentifikasi masalah, menentukan langkah kerja, saling memberikan instruksi, hingga akhirnya menemukan pola penyelesaian masalah. 
 
Semua langkah itu bisa diselesaikan dengan kemampuan berkolaborasi. 
 
 
“Kolaborasi dalam menyelesaikan masalah tidak hanya tentang memecahkan masalah dan kemampuan kognitif,  tetapi juga tentang kemampuan sosial,” ungkapnya. 
 
Rahmawati menjelaskan bahwa kemampuan tersebut merupakan kemampuan yang harus dimiliki di abad 21 atau biasa disebut dengan 21th century skills. 
 
Dalam 21th century skills,  ada 4 hal yang perlu dimiliki yaitu ways of thinking, ways of working, tools for working. dan ways of living in the world.
 
 
Selanjutnya, webinar disampaikan oleh Wing Wahyu Winarno yang membawakan materi tentang Transformasi Digital. Mengutip pernyataan dari Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, Wing menjelaskan bahwa ada 24.000 aplikasi di pemerintahan, tetapi sayangnya hampir tidak ada yang terintegrasi.
 
Hal ini bisa terjadi karena masih kuatnya ego sektoral, sistem penilaian kinerja yang tidak memungkinkan adanya kolaborasi, adanya program kerja dan aplikasi yang datang dari pusat dan harus dipakai, padahal seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan, serta tidak adanya Government CIO.
 
Lebih lanjut, Wing menampilkan beberapa contoh aplikasi smart city yang ada di beberapa daerah, tetapi tidak berfungsi sesuai dengan tujuan awalnya karena beberapa penyebab yang telah disampaikan sebelumnya. 
 
 
“Masalah yang sering dihadapi aplikasi dari sisi penggunaan aplikasi seperti terbatasnya panduan, tidak dilengkapi video tutorial, jarang ada mekanisme edit atau melaporkan jika ada ketidakcocokan, dan beberapa penyebab lainnya,” jelasnya. 
 
Solusi yang bisa dilakukan antara lain ada orang yang ditugasi sebagai seorang CIO (Chief Information Officer) yang bertugas sebagai manajer TI, adanya tugas teknis seperti data sharing, interoperabilitas, tugas strategis untuk mengkoordinasikan berbagai unit internal dalam pengembangan sistem dan aplikasi, serta tugas manajerial seperti menyiapkan dashboard untuk berbagai user.
 
Setelah 2 pembicara tersebut, webinar dilanjutkan dengan pemaparan dari Arnofa Kunandang. CCO UMG Idealabs Indonesia tersebut menyampaikan mengenai isu tentang Transformasi Digital di Industri. Teknologi digital yang dimaksud adalah penggunaan smartphone, cloud computing, big data, artificial intelligence, internet of things, robotic,dan biotechnology. 
 
 
“Ini adalah teknologi-teknologi advance yang mendukung transformasi digital pada industri,” terangnya.
 
Webinar yang dipandu oleh Akhmad Syaifuddin tersebut mendapat sambutan yang baik dari peserta. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta pada sesi diskusi yang ada. Cukup banyak pertanyaan yang diajukan dari 160 lebih peserta yang hadir.
 
Pertanyaan tentang transformasi digital di dunia pendidikan, strategi agar transformasi digital bisa merata, solusi penerapan transformasi digital di Bantul, dan beberapa pertanyaan lainnya dijawab dengan baik oleh ketiga pembicara yang ada.
 
Di akhir, Akhmad menyimpulkan bahwa tujuan transformasi digital sangat baik, meski tetap ada sisi negatifnya. 
 
“Inilah pentingnya peran kita sebagai generasi muda untuk bisa terus belajar mengikuti perkembangan teknologi agar dapat berkontribusi dengan tepat dalam pengimplementasian transformasi digital,” tutup moderator sekaligus People Analytics and Digital Transformation Consultant di Widya Analytic tersebut. *
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X