Rizky Billar kembali ke pelukan Lesti Kejora, Yenny Wahid mengaku tidak kaget

photo author
- Minggu, 16 Oktober 2022 | 11:25 WIB
Ketua Organizing Committee (OC) NU Women Yenny Wahid (kanan) dalam konferensi pers "Workshop dan Penyusunan Kerangka Blueprint dan Roadmap Abad ke-2 Gerakan Perempuan NU".  (ANTARA/ HO-NU Women)
Ketua Organizing Committee (OC) NU Women Yenny Wahid (kanan) dalam konferensi pers "Workshop dan Penyusunan Kerangka Blueprint dan Roadmap Abad ke-2 Gerakan Perempuan NU". (ANTARA/ HO-NU Women)

 

HARIAN MERAPI - Ketua Organizing Comittee (OC) NU Women, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengaku tidak kaget dengan keputusan penyanyi Lesti Kejora yang kembali ke pelukan suaminya Rizky Billar meskipun sudah mendapatkan tindak kekerasan.

Menurut dia, hampir 50 persen korban KDRT akan kembali kepada pasangannya. Ada banyak faktor yang membuat hal itu terjadi, mulai dari ketergantungan secara finansial, ketergantungan secara emosi, ketakutan kalau harus memulai hidup baru sendiri, dan lainnya.

Sehingga, kata Yenny, korban tersebut lebih memilih untuk menoleransi perlakuan kasar yang didapatkannya, kekerasan yang didapatkannya daripada mengambil risiko untuk hidup sendiri, apalagi kalau punya anak.

Baca Juga: Mayoritas kota besar di Indonesia siang hari ini hujan, salah satunya Yogyakarta

"Nah, pasti ada perasaan ini bapaknya anakku, yang paling penting adalah korban KDRT harus diberikan pendampingan itu tadi. Memberikan ruang bagi mereka untuk bisa berpikir jernih dan dibimbing supaya tidak takut menghadapi risiko-risiko ke depan,” katanya, di Jakarta, Minggu (16/10/2022).

Pun begitu, Yenny menegaskan kekerasan tidak bisa ditoleransi, apalagi kekerasan yang dialami diri sendiri. Sehingga, harus berani untuk memutus mata rantai kekerasan tersebut, dan harus dimulai dari diri sendiri.

“Yakinlah bahwa siapapun korban itu akan mendapat dukungan dari orang-orang di sekelilingnya. Kalau butuh, saya pribadi, siapapun yang kena KDRT silakan kalau mau konsultasi. Jangan takut, jangan ragu, karena tidak ada orang yang berhak untuk mendapatkan perlakukan kasar dan diperlakukan dengan menggunakan kekerasan. Kita harus belajar mencintai diri kita sendiri dulu,” imbuh dia.

Baca Juga: Dikira ikan, mata pancing menyangkut di tubuh bocah yang tewas tenggelam di Karanganyar

Yenny mengimbau para perempuan jangan terjebak dalam lingkaran KDRT, karena anaknya akan belajar pola kekerasan yang ada di dalam hidupnya. Tentu saja hal itu tidak mendidik dan akan mengganggu pertumbuhan anak ke depannya.

“Jadi, para ibu yang menjadi korban KDRT, pikirkan kualitas untuk anaknya, nanti jangan mau berada di lingkungan yang isinya KDRT,” ucap Yenny.

Oleh karena itu, Yenny Wahid menyebut korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) perlu dilakukan pendampingan.

Baca Juga: Waspada demam berdarah dengue (DBD), hampir tidak ada ruang bebas nyamuk, kasus DBD telah sampai Eropa

“Korban KDRT perlu mendapatkan konseling pendampingan, tapi syaratnya dia sendiri mau didampingi, terutama keluarganya harus bisa mengarahkan agar korban mau didampingi,” ujarnya.

Jika tidak dilakukan konseling, Yenny mengkhawatirkan lingkaran kekerasan dalam rumah tangga akan terus berulang. NU Women, kata dia, bekerja sama dengan Kementerian PPPA akan menyelenggarakan program pendampingan di sejumlah pondok pesantren.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X