SLEMAN, harianmerapi.com – Pemanfaatan telur puyuh cukup beragam antara lain dimasak semur, dijadikan isi tahu bakso, diisikan pada bulatan bakso maupun cukup direbus.
Mengingat kebutuhan telur puyuh di masyarakat masih tinggi, peternak burung puyuh berusaha melestarikan usahanya. Ketika puyuh sudah kurang produktif, lalu diapkir dan memelihara lagi yang produktif menghasilkan telur.
Hal tersebut dijalani pula oleh pemilik usaha peternakan puyuh di kawasan Ngemplak Sleman, Agung Surjo Suseno. Dalam menjalankan usahanya, ia bermitra dengan Peksi Gunaraharja Jogja.
“Hanya saja telur-telur puyuh di tempat saya tidak saya jual di pasaran untuk dijadikan aneka olahan telur, tapi sudah dibeli pihak mitra untuk ditetaskan atau dijadikan bibit puyuh,” ungkapnya, baru-baru ini.
Pihak mitra, sebut Agung, rutin pula ke komplek kandang puyuhnya, misalnya untuk cek kesehatan burung-burung puyuh serta lingkungan kandang. Adapun salah satu syarat penting, agar telur-telur puyuh layak ditetaskan, yakni dalam satu kotak kandang terdiri dari 20 betina dan 5 jantan puyuh.
Dengan perbandingan jumlah puyuh antara jantan dan betina tersebut diharapkan kualitas telur untuk ditetaskan tak diragukan. Artinya pula punya daya tetas tinggi serta bisa menghasilkan bibit puyuh berkualitas bagus.
Baca Juga: Atasi Gangguan Keamanan, Lapas Tembilahan Inhil Punya Stratregi Unik, Begini Caranya
“Saya biasa membeli bibit puyuh yang sudah mendekati masa produktif. Jika membeli dari umur nol hari, selain terasa lama untuk menunggu mulai bertelur juga butuh perhatian ekstra agar terhindar dari penyakit,” terangnya.
Puyuh mulai bertelur, sebut Agung, kisaran 40 hari. Waktu membeli bibit, semua sudah divaksin oleh Peksi Gunaraharja secara modern sebelum bibit puyuh dikirim ke kandangnya.
Artikel Terkait
SOPIR NGANTUK, PIKUP NGGULING-9 Kuintal Telur Puyuh Berceceran di Jalan
Telur Puyuh Jaga Kesehatan Tulang
Telur Puyuh Jaga Kesehatan Tulang
Telur Puyuh Jaga Antibodi Tubuh