Pada lomba kali ini terdapat 54 kelas dengan berbagai macam burung lokal dan burung impor seperti Murai Batu, Kacer, Cucak hijau, Kenari, Anis merah dan lainnya tergantang memenuhi lapangan A dan B.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menyebut Lomba burung berkicau Paku Alam Cup VIII merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata DIY bersama dengan PBI kepada pelestari atau penangkar burung seluruh Indonesia.
“Tak hanya lomba burung berkicau, ada beberapa lomba lain seperti lomba burung perkutut, derkuku, jemparingan, dan lainnya untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif Yogyakarta.” jelas Singgih.
Baca Juga: Kementerian PUPR Bangun Infrastruktur Kawasan Borobudur Senilai Rp 2,27 Triliun
KPH Kusumo Parastho perwakilan KGPAA Paku Alam X menjelaskan bahwasanya Kadipaten Pakualam akan terus mendukung kegiatan perlombaan, baik lomba burung berkicau maupun lainnya
karena selaras dengan Memayu Hayuning Bawana yaitu dapat menjaga dan melestarikan keindahan alam yakni mendukung ekologi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Selain itu KPH Kusumo Parastho juga menyebut perlombaan burung dapat meningkatkan perekonomian warga Yogyakarta.
Dalam acara tersebut, dilakukan pula pelepasliaran sejumlah burung sebagai bentuk upaya pelestarian burung dan pemberian sertifikat penghargaan kepada para penangkar. *