Alasan Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin Pilih Turing ke Sabang

photo author
- Minggu, 3 Oktober 2021 | 11:57 WIB
Lukman Hakim Saifuddin saat singgah di Kilometer 0 Sabang.  (Twitter/@lukmansaifuddin)
Lukman Hakim Saifuddin saat singgah di Kilometer 0 Sabang. (Twitter/@lukmansaifuddin)

JAKARTA, harianmerapi.com - Mantan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berhasil merampungkan turing motor dari Jakarta-Sabang-Medan selama 12 hari dengan menempuh jarak 3.943 km.

Lukman berangkat dari Jakarta pada 20 September 2021. Delapan hari setelahnya ia akhirnya bisa singgah di Kilometer Nol Indonesia Sabang Aceh.

"Alhamdulillah.. Setelah 8 hari perjalanan dari Jakarta, menempuh lebih dari 3.000 km, akhirnya sore tadi tiba di Kilometer 0 Sabang. Bersyukur dan bahagiaaa..," kata Lukman lewat akun Twitter pribadinya @lukmansaifuddin, Selasa (28/9/2021).

Baca Juga: Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin Rampungkan Turing 12 Hari, Netizen: Boyok Aman?

Bagi Lukman, dipilihnya turing motor ke Sabang bukan tanpa alasan. Lukman menganggap turing motor ke Kilometer Nol Indonesia di Sabang adalah semacam 'puncak ritual ibadah' bagi umumnya riders di Indonesia.

"Turing ke KM 0 Sabang adalah semacam "puncak ritual ibadah" bagi umumnya riders di Indonesia..," sambungnya.

Karena berhasil singgah di tempat tersebut, Lukman juga berhasil mendapat sertifikat Kilometer Nol Indonesia yang ditandatangani Walikota Sabang Nazaruddin pada 28 September 2021. Lukman tercatat sebagai pengunjung ke 245.242.  

Baca Juga: Sengkarut PSS Sleman, Marco: Percayalah dengan Komitmen Kami

Selama dalam perjalanan, Lukman yang mengedarai Yamaha NMax tersebut membagikan kisah seru bersama para riders lainnya.

Saat menuju Banda Aceh dari Tapak Tuan via Meulaboh berjarak 435 km, Lukman menemui pemandangan indah di Geurutee, Aceh Jaya, sekitar 68 km jelang Banda Aceh.

"Rehat sesaat, nikmati alam indah sambil pose melepas penat, sungguh jadi penguat dan penambah semangaaatt..," ujarnya.

Ia juga terbiasa rehat di mana saja. Saat di kapal ferry, waktu isi bensin, atau gubuk rumah penduduk setempat untuk sejenak berteduh dari hujan lebat.*

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X