"Di sinilah seni membreding karena butuh kejelian dalam proses adaptasi perjodohan di kandang, butuh kesabaran dan rela gagal," ucapnya.
Derkuku ternyata juga punya selera dalam menentukan pasangan intimnya.
Sehingga tidak bisa dalam sekali proses pejantan dan indukan langsung berjodoh.
Belajar dari banyak pengalaman puluhan tahun, membuat Ervan begitu paham dengan tabiat berbagai derkuku yang dipeliharanya.
"Tidak ada metode instan untuk menghasilkan produk anakan terbaik yang sesuai dengan keinginan pasar," begitu tandasnya.
Tetapi dengan menggunakan ngelmu titen ilmunya orang Jawa, banyak hasil breding dari kandang Pawirodoro Farm diterima oleh para pelanggannya yang kebanyakan adalah pehobi.
"Ngelmu titen itu yang jadi dasar saya untuk persilangan derkuku dan menghasilkan anakan sesuai dengan yang diinginkan konsumen," ucap Ervan.
Ada ratusan pasang berbagai varian tekukur di kandangnya. Tetapi hanya ada beberapa pasang saja yang memiliki kualitas baik untuk persilangan yang unik ini yaitu tekukur warna multikuk.
Baca Juga: Pemkot Magelang membuka lowongan Sekda, yuk daftar, berikut syaratnya
Untuk ukuran harga memang tidak bisa ditakar dengan kesenangan dan hobi.
Kualitas dan mutu bagi para pehobi lebih utama, sehingga meski dibandrol berapa pun bila merasa cocok, biasanya bisa langsung deal.
Berbagai varian seperti tekukur putih mata merah dengan kuk tiga, warna silver kalung hitam, leopart dan blorok serta warna merah kalung hitam bila kondisi gacor harganya bisa tembus hingga 3 juta lebih.
Baca Juga: Messi dan Mbappe Melempem, PSG Dihajar 2-0, Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Liga Champions
"Untuk jenis derkuku atau tekukur kombinasi warna multikuk ini memang jadi peluang bagi peternak dan ini ada pangsa pasar sendiri yaitu pehobi papan atas," pungkas Ervan optimis. *