food

Tak Sekadar Penuhi Cakupan Gizi, Beras Fortifikasi Prospek di Bidang Bisnis

Jumat, 31 Oktober 2025 | 21:10 WIB
Bimbingan teknis fortifikasi beras di Yogya, Kamis (30/10/2025). (Wahyu Turi K)

Ia menambahkan, saat ini baru sekitar 7–9 pengusaha penggilingan padi di Indonesia yang sudah menjalankan usaha fortifikasi beras. Produk tersebut umumnya baru tersedia di pasar modern dan belum banyak ditemukan di pasar tradisional.

“Kami sudah mulai mengedukasi dan mengajak pengusaha penggilingan sejak 2015, kami ingin memperluas skalanya agar produksinya meningkat,” ujarnya.

Fortifikasi pangan sendiri, katanya, sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, yang menargetkan penguatan intervensi gizi melalui makanan pokok. Burhannudin menegaskan bahwa Perpadi mendukung penuh kebijakan tersebut.

“Ini salah satu bentuk komitmen kami mendukung program pemerintah pengurangan stunting melalui peningkatan gizi masyarakat,” tegasnya.

Baca Juga: Seorang kakek berinisial SW (78) warga Umbulharjo Yogyakarta ditemukan meninggal gantung diri

Program fortifikasi beras juga mendapat dukungan teknis dari organisasi TeknoServe, melalui koalisi internasional Millers for Nutrition. Evelyn menjelaskan bahwa pihaknya memberikan pendampingan langsung kepada penggilingan padi yang ingin memproduksi beras fortifikasi, mulai dari pelatihan teknis, konsultasi produksi, hingga pengujian kualitas.

“Kami bantu mereka belajar cara membuat kernel beras yang baik, mencampur beras fortifikasi agar lebih homogen, sampai mendukung uji laboratorium sesuai standar nasional,” ucqp Evelyn.

Bantuan ini diberikan secara gratis, terutama bagi penggilingan kecil dan menengah yang kesulitan menanggung biaya uji mikronutrien. Evelyn menambahkan, antusiasme pelaku usaha terhadap program ini semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

“Mereka melihat ada peluang bisnis sekaligus kontribusi untuk kesehatan masyarakat. Banyak yang mulai tertarik belajar bagaimana cara produksi dan investasinya,” terangnya.

Baca Juga: Media asing sebut IKN terancam jadi kota hantu, begini respons anggota DPR

Ia menyakini fortifikasi beras menjadi solusi efektif karena tidak mengubah kebiasaan makan masyarakat Indonesia.

“Kalau fortifikasinya dilakukan dengan benar, nasi tidak akan berubah rasa maupun warna. Masyarakat tidak perlu menambah suplemen terpisah karena zat gizinya sudah ada di dalam beras,” pungkasnya. *

Halaman:

Tags

Terkini