HARIAN MERAPI - Mikroplastik sangat berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.
Banyak yang belum tahu bahwa sampah pakaian berisiko memunculkan mikroplastik.
Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang Chitra Subyakto membeberkan alasan sampah plastik dapat berisiko memunculkan mikroplastik yang berbahaya bagi keberlangsungan alam, iklim maupun kesehatan manusia.
"Sampah pakaian itu kan salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia dan salah satunya bahannya mengandung mikroplastik," kata Chitra saat ditemui ANTARA di Jakarta, Selasa.
Menanggapi adanya hujan mikroplastik di Jakarta, Chitra mengatakan bahwa sampah pakaian banyak menggunakan bahan polyster. Bahan itu banyak dijadikan seperti pakaian olahraga atau piyama karena memiliki sifat tidak mudah lecak dan awet untuk digunakan.
Saat ini, sampah itu telah berserakan di beberapa titik seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sungai hingga laut. Mikroplastik yang keluar kemudian mencemari air dan biota laut yang hidup.
Menurutnya, situasi ini sangat mengkhawatirkan mengingat para ahli telah menyatakan bahwa mikroplastik berkaitan dengan penurunan imunitas tubuh hingga kanker.
"Banyak sekali efek atau dampak dari pakaian polyester ini dan kita sebagai masyarakat harus peduli dan paham akan dampak dari benda-benda yang kita konsumsi dan kita pakai," katanya.
Baca Juga: Kelok 18 di Ruas Parangtritis-Girijati Sepanjang 5,30 Kilometer Diproyeksikan Rampung Akhir 2026
Maka dari itu, ia mengajak agar masyarakat lebih peduli terhadap bahan pakaian atau kain yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu caranya yakni dengan membaca dan mencari informasi lebih lanjut terkait dengan jenis kain yang akan dipakai.
Masyarakat juga diminta agar tidak terburu-buru dalam membuang pakaian. Ia menilai akan jauh lebih baik jika barang-barang itu dirawat dengan baik atau diolah menjadi produk yang menarik untuk dipakai kembali, misalnya dijadikan tas ataupun sarung bantal.
Industri fesyen, katanya, saat ini juga tengah berfokus pada keberlanjutan lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari proses pengolahan limbah pakaian yang melalui proses cukup panjang.
Sejauh Mata Memandang telah menjalin kerja sama dengan Ecotouch di Bandung, Jawa Barat, untuk melakukan proses pemotongan kain, pencopotan kancing, ritsleting sampai dengan menjadikan sampah itu sebagai benang yang siap pakai.
Baca Juga: Tangan Diborgol, Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Ditahan di Lapas Kelas II A Yogyakarta