lifestyle

Begini cara Gen Z mempertahankan posisinya di lingkungan dunia kerja

Minggu, 26 Oktober 2025 | 10:00 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji bersama Presiden Gen Z Rian Fahradi, artis Elsa Japasal, dan konten kreator Jerome Polin sesuai acara bertajuk "Gen Z Suroboyo Beraksi dan Menginspirasi" di Graha UNESA, Lidah Wetan, Sabtu (8/6/2024) (. ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya.)

Bagi perusahaan, fenomena ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Gen Z mendorong organisasi untuk memperkuat citra perusahaan (employer branding) berbasis nilai.

Pencitraan perusahaan berbasis nilai bukan hanya soal promosi atau tampilan luar perusahaan via media sosial atau iklan lowongan kerja, tetapi tentang bagaimana nilai, budaya, dan perilaku nyata perusahaan mencerminkan janji dan pengalaman positif karyawan.

Baca Juga: Mantan Danrem Pamungkas Terima Mandat sebagai Ketua DPP PADI DIY, Ini Pesan Presiden Partai

Gen Z cenderung memilih perusahaan yang transparan dalam komunikasi, memiliki visi sosial yang kuat, dan memberikan peluang tumbuh yang nyata.

Citra perusahaan, dalam pandangan Gen Z, bukan lagi sekadar citra, melainkan pengalaman autentik yang dirasakan langsung oleh karyawan di dalam budaya kerja sehari-hari.

Selain itu, kemampuan kolaborasi lintas generasi menjadi aspek penting di era multigenerasi saat ini. Gen Z bekerja berdampingan dengan generasi milenial (Y), X, dan baby boomer. Gen Z membawa semangat digital dan kecepatan adaptasi, sementara generasi sebelumnya menawarkan pengalaman dan stabilitas.

Kombinasi kedua kelompok itu menciptakan sinergi yang memperkaya dinamika tim, asalkan ada komunikasi terbuka dan saling menghargai perbedaan gaya kerja.

Dengan sebutan Gen Z adalah anak kandung digital (digital native), profesi yang paling diminati mereka di kancah lapangan kerja Indonesia mencakup area teknologi informasi, pemasaran digital, desain kreatif, kewirausahaan sosial, data science, serta pekerjaan yang terkait dengan lingkungan dan keberlanjutan.

Baca Juga: Menkop dorong koperasi berbasis masjid jadi bagian penguatan ekonomi kerakyatan

Bagi mereka, menikmati pekerjaan berarti memiliki keseimbangan antara tantangan profesional, kebebasan personal, dan makna sosial. Ke depan, menurut Gen Z, keberhasilan perusahaan tidak hanya diukur dari kinerja finansial, tetapi juga dari kemampuannya menciptakan lingkungan kerja yang humanis, fleksibel, dan berkelanjutan.

Selain itu, Gen Z juga menuntut transparansi, peluang belajar, serta kepemimpinan yang mendengarkan. Perusahaan yang ingin membuat mereka betah dan berkomitmen dalam jangka panjang harus membangun budaya berbasis pembelajaran, empati, dan inovasi berkelanjutan.

Mereka bukan hanya ingin bekerja, tetapi juga bertumbuh dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari sekadar hanya ingin punya jabatan.*



Halaman:

Tags

Terkini