lifestyle

Ini peran AI dalam membantu mengatasi keterbatasan tenaga medis di Indonesia

Kamis, 24 Juli 2025 | 11:30 WIB
Presiden Direktur Philips Indonesia Astri Ramayanti Dharmawan membeberkan hasil Laporan Future Health Index 2025 dalam temu media di Jakarta, Rabu (23/7/2025). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)



HARIAN MERAPI- Arficial Intelligence atau kecerdasan buatan (AI) telah digunakan di berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan.


Bahkan, dalam perkembangannya, AI bisa membantu mengatasi masalah kurangnya tenaga medis di Indonesia.


Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur Philips Indonesia Astri Ramayanti Dharmawan dalam temu media di Jakarta, Rabu.

Baca Juga: Ramalan zodiak Gemini besok Jumat 25 Juli 2025, hari paling cocok untuk mengejutkan pasangan Anda dengan hadiah atau gestur romantis


Ia mengatakan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dapat membantu mengatasi masalah tingginya permintaan dan kekurangan tenaga medis spesialis di Indonesia jika penggunaannya tepat, transparan, dan didesain secara inklusif dan bijak.

“AI memiliki potensi luar biasa untuk meningkatkan akses layanan, mempersingkat waktu tunggu dan meringankan beban tenaga medis,” kata Astri .

Astri mengatakan saat ini Indonesia hanya mampu menghasilkan sekitar 2.700 dokter spesialis baru per tahun, sementara kebutuhan secara nasional sudah mencapai 29 ribu.

Ketidakseimbangan itu menyebabkan sebesar 77 persen pasien mengaku mengalami masa tunggu yang lama untuk bertemu dengan dokter spesialis sebagaimana dilaporkan dalam Laporan Future Health Index 2025 yang disusun oleh Philips.

Baca Juga: TMMD Korem 072 Pamungkas Betonisasi Jalan untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Dari laporan itu, diketahui bahwa satu dari tiga pasien atau sebesar 33 persen menyatakan mengalami keterlambatan untuk mendapatkan perawatan umum. Sementara 51 persen lainnya mengaku mengalami pemburukan kondisi kesehatan karena tidak segera mengakses layanan kesehatan tepat waktu.

Dilaporkan pula bahwa 45 persen pasien harus di rawat di rumah sakit karena hal tersebut.

Oleh karenanya, Astri menekankan agar negara merancang sistem AI dengan empati, membangun kepercayaan, dan memastikan implementasi yang bertanggung jawab demi memenuhi kebutuhan pasien dan tenaga kesehatan.

Terlebih, katanya, Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk memimpin penerapan AI dalam layanan kesehatan.

Fondasi untuk menerapkan AI semakin kokoh dengan adanya cakupan kesehatan yang hampir universal di bawah JKN dan komitmen kuat pemerintah melalui roadmap transformasi kesehatan digital Kementerian Kesehatan.

"Yang paling penting saat ini adalah menyelaraskan inovasi dengan kebutuhan manusia dan memberikan solusi yang inklusif, efektif, dan berskala besar dengan perlindungan yang kuat," ujar dia.

Halaman:

Tags

Terkini