lifestyle

Melatih kejujujuran

Minggu, 29 Juni 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Melatih kejujuran untuk diri sendiri adalah langkah penting dalam membangun integritas dan kepercayaan diri.

Dengan melatih kejujuran diri, seseorang akan dapat: (1) membangun kepercayaan diri. Kejujuran diri dapat membantu membangun kepercayaan diri dan harga diri, (2) meningkatkan integritas. Kejujuran diri dapat membantu meningkatkan integritas dan reputasi, dan (3) mengembangkan hubungan yang sehat.

Kejujuran diri dapat membantu mengembangkan hubungan yang sehat dan harmonis dengan orang lain. Dengan demikian, melatih kejujuran diri adalah langkah penting dalam membangun integritas dan kepercayaan diri.

Baca Juga: Khamim Zarkasih sampaikan 'Semangat Hijrah untuk Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan di Tahun yang Baru' saat menjadi khatib Shalat Jumat di Balaikota

Ada beberapa macam sifat jujur yang dibedakan berdasarkan penerapan sifat jujur tersebut; (1) jujur dalam niatnya atau kehendaknya, artinya seseorang terdorong untuk berbuat sesuatu atau bertindak dengan dorongan dari Allah,

(2) jujur dalam ucapan, yaitu seseorang yang berkata sesuai dengan apa yang dia ketahui atau terima. Ia tidak berkata apapun, kecuali perkataan tersebut
merupakan kejujuran,

(3) jujur dalam perbuatan, yaitu seseorang yang beramal dengan sungguh-
sungguh sesuai dengan apa yang ada dalam batinnya,

(4) jujur dalam janji, artinya dia selalu menepati janji yang telah diucapkan kepada manusia. Dia hanya mengucapkan janji yang dia tahu bisa dia tepati, dan

Baca Juga: Pawai Ta'aruf Tahun Baru Islam 1447 H di Kota Tertoleran Indonesia Semarak, 9.000 peserta jalan kaki

(5) jujur sesuai kenyataan, yang berarti dia menerapkan kejujuran pada segala hal yang dia alami di dalam hidupnya.

Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk melatih diri sendiri untuk dapat memiliki sifat jujur; yakni:

Pertama, objektiflah dalam menilai diri sendiri. Subjektivitas merupakan sesuatu yang wajar dimiliki seseorang, termasuk dalam hal menilai diri sendiri. Namanya saja menilai diri, pasti subjektivitas sangat dominan.

Di sinilah perlunya seseorang untuk belajar mencandra diri secara objektif; kelebihan berikut kelemahannya. Kemampaun menilai diri secara objektif akan membuat seseorang memiliki kemampuan untuk belajar memahami kelemahan dan kekurangan diri yang ada untuk kemudian diarahkan untuk peningkatan dan pengoptimalisasian segenap potensi diri yang dimilikinya.

Baca Juga: Kampung Batik Giriloyo Bantul mampu bangkit dari trauma akibat gempa tahun 2006

Kedua, mulailah dengan belajar berkata jujur. Jangan sampai perkataan yang keluar dari mulut kita hanya ucapan artifisial/palsu belaka. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berkata yang benar.

Halaman:

Tags

Terkini