food

Ini peran keluarga dalam penerapan gizi pada anak

Minggu, 15 Juni 2025 | 07:00 WIB
Ilustrasi - Petugas menyiapkan menu makan siang untuk didistribusikan ke sekolah-sekolah pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Lanud Adi Soemarmo, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (6/1/2025). (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)



HARIAN MERAPI - Ahli gizi menyarankan agar para orang tua memperhatikan gizi anak.


Menurutnya, pola pengasuhan sangat berperan dalam penerapan gizi pada anak.


Hal tersebut diingatkan ahli gizi Dr.dr. Lucy Widasari, M.Si ketika dihubungi ANTARA baru-baru ini.

Ia mengemukakan pola pengasuhan keluarga berperan dalam menerapkan gizi pada anak di rumah.

Baca Juga: Shafiyah Expo 2025 hadirkan produk UMKM hingga cari jodoh

Menurut dia, membangun kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.

"Pola makan anak adalah cerminan dari pola asuh gizi keluarga," kata dokter lulusan Universitas Hasanuddin (UNHAS) ini,

Lucy mengatakan gizi tidak cukup hanya dilihat dari apa yang dikonsumsi. Namun, proses makan itu sendiri merupakan bagian dari interaksi pengasuhan pada anak sejak dini yang tidak kalah penting.

Dalam hal ini, kata Lucy, peran utama ada pada orang tua terutama ibu atau pengasuh dalam membentuk lingkungan makan yang positif dan responsif, seperti menyuapi anak secara sabar atau memberi kesempatan makan sendiri pada usia yang lebih besar.

Kemudian pola pengasuhan yang bisa diterapkan dengan tidak memaksa anak untuk menghabiskan makanan, memperhatikan tanda lapar dan kenyang sebagai sinyal alami anak, serta menghindari distraksi, seperti gawai atau televisi, yang dapat mengganggu fokus anak saat makan.

Baca Juga: Pemkab Karanganyar terima kunjungan Direktorat Warisan Budaya untuk bahas Zonasi Kawasan Sangiran

Menurut Lucy, kegiatan makan memiliki makna lebih dari sekadar rutinitas, namun juga momen pembentukan hubungan emosional, pembelajaran kemandirian, dan pengenalan nilai hidup, termasuk rasa syukur dan tanggung jawab anak terhadap tubuhnya sendiri.

"Dengan begitu, anak tidak hanya tumbuh sehat secara fisik, tetapi juga berkembang dalam pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang secara menyeluruh," ujarnya.

Lucy juga menambahkan pola makan sehat terbentuk dari pembagian tanggung jawab yang seimbang antara orang tua dan anak. Dalam hal ini, ibu bertanggung jawab dalam mengatur struktur dan lingkungan makan seperti jadwal makan, jenis, hingga tempat anak makan.

Sementara anak diberi kebebasan mengikuti sinyal tubuhnya sendiri terkait jumlah dan keinginan untuk makan saat itu. "Proses makan harus dijalani dalam suasana positif, tidak penuh tekanan," imbuhnya.

Halaman:

Tags

Terkini