Lain halnya untuk pembuatan POC, yakni menggunakan molase, em4, air cucian beras, sisa buah dan sayur, dan pelepah pisang. Garis besar cara pembuatannya, yakni pemotongan/pengirisan bahan baku dan pencampuran.
Disusul pengadukan, hasilnya difermentasi selama 14 hari sebelum digunakan. Saat fermentasi, tersebut perlu dibuka dua kali sehari agar gas yang ada di dalamnya keluar.
Sementara itu Dukuh Grogol X, Usono mengungkapkan, sampah termasuk menjadi permasalahan sendiri di padukuhannya. Suatu hal disyukuri dengan adanya pelatihan pembuatan POC dan eco enzyme tersebut akan berkonstribusi mengurangi sampah organik.
“Kami juga berharap dengan adanya fasilitasi pembuatan bank sampah akan semakin berdampak bagus, sebagai salah satu solusi mengatasi permasalahan sampah,” tandasnya.
Baca Juga: Andalkan Biogas, Warga Desa Mundu Klaten Tak Panik Saat Elpiji Langka
Ika Wulandari SE MM sebagai Dosen Pembimbing Lapangan PPK Ormawa HIMATA UMBY berharap, dengan pelatihan tersebut mampu memberikan manfaat yang berkelanjutan dan dapat diterapkan sebaik mungkin.
Manfaat penting lain yang bisa diperoleh, yakni terwujudnya lingkungan sehat dengan meminimalisasi tumpukan sampah yang dapat memicu munculnya beberapa penyakit.
“Semoga pelatihan pemanfaatan sampah terutama sampah organik, yakni diproses menjadi eco enzyme dan POC dapat memberikan banyak manfaat penting lainnya serta dapat dirasakan masyarakat luas,” urainya.*
