HARIAN MERAPI - Instrumen skrining kesehatan jiwa sangatlah penting dimasukkan dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Sekaligus ini untuk melengkapi pelayanan kesehatan jiwa di Posyandu.
Demikian diusulkan Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Ade Jubaedah di Jakarta, Senin.
Ia mengusulkan ada instrumen skrining dan deteksi dini kesehatan jiwa di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) untuk melengkapi pelayanan kesehatan jiwa di posyandu.
"Buku KIA belum mengakomodir untuk deteksi dini. Sementara kita tahu, pelayanan posyandu bukan sekadar edukasi atau penyuluhan, tetapi juga bagaimana melakukan skrining dan deteksi," kata dia .
Menurut Ade, buku KIA yang sudah direvisi tahun 2024 hanya berisi tentang pengetahuan kesehatan jiwa pada ibu hamil, faktor-faktor ketidaknyamanan, pada ibu nifas, dan pengetahuan jiwa pada orang tua, kemudian terkait penyakit-penyakit.
"Tapi bagaimana untuk instrumen deteksi dini terkait dengan kesehatan jiwa pada ibu hamil, pada anak, atau bahkan pada ibu nifas, itu belum ada," ujarnya.
Baca Juga: 5 Fakta di Balik Bola Api Misterius di Langit Cirebon: BRIN Sebut Meteor, BMKG Kumpulkan Data
Selain penambahan instrumen skrining, Ade juga mengusulkan para calon bidan mendapatkan kurikulum tentang kesehatan jiwa. Hal ini lantaran kurikulum pendidikan kebidanan belum secara spesifik mengatur tentang skrining dan deteksi, serta penanganan permasalahan-permasalahan kesehatan jiwa.
Selanjutnya, perlu ada penambahan mata kuliah perubahan-perubahan kesehatan jiwa pada ibu hamil, bagaimana skrining dan deteksinya.
"Jadi, bukan hanya kadernya yang diberi penguatan. Bagaimana kesehatan jiwa masyarakat dari hulu ke hilir kita kawal dari mulai calon-calon bidan, melalui kurikulum pendidikannya, tetapi juga menjadi bagian yang ada di dalam mata kuliah," kata dia.
Adapun bidan, tambah Ade, menjadi salah satu tenaga kesehatan garda terdepan yang melakukan pelayanan kepada masyarakat melalui posyandu.
Adapun saat ini, posyandu didorong untuk ramah terhadap kesehatan jiwa, sehingga layanan yang diberikan termasuk deteksi, pencegahan, dan intervensi kondisi kesehatan fisik dan jiwa. Sasarannya, termasuk wanita hamil, menyusui, dan ibu yang masuk masa pengasuhan anak usia 0-2 tahun.*