Menyasar 4.000 siswa dari 16 sekolah, uji coba layanan MBG di SPPG Kemala Bayangkari Karanganyar dimulai

photo author
- Jumat, 3 Oktober 2025 | 19:45 WIB
Penyaluran MBG dari SPPG Kemala Bayangkari Karanganyar (Foto:Abdul Alim)
Penyaluran MBG dari SPPG Kemala Bayangkari Karanganyar (Foto:Abdul Alim)

HARIAN MERAPI — Yayasan Kemala Bayangkari mulai melaksanakan uji coba layanan makanan bergizi gratis (MBG) di Sentra Pemberdayaan Pangan Gizi (SPPG).

Uji coba ini menjadi bagian dari proses perizinan operasional yang tengah berlangsung, dengan target penerima manfaat mencapai 4.000 siswa dari 16 sekolah dasar dan menengah.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinas Kesehatan Karanganyar, Nuk Suwarni, menjelaskan bahwa kegiatan ini menindaklanjuti permintaan dari SPPG untuk melakukan uji coba layanan makanan sambil melengkapi proses perizinan. Nuk mengatakan, pendampingan serupa juga diberikan ke 33 SPPG yang telah operasional.

Baca Juga: Inilah 21 nama yang dilansir KPK menjadi tersangka kasus dana hibah Jawa Timur

“Kami sudah mulai melakukan inspeksi dan pendampingan. SLHS (Surat Laik Hygiene Sanitasi) akan diterbitkan setelah pemeriksaan dari Dinas Kesehatan dan selanjutnya direkomendasikan ke DPMPTSP. Proses maksimal 14 hari,” ujar Nuk.

Selama masa uji coba, inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan secara ketat, mencakup pemeriksaan kualitas air, sanitasi dapur, serta kebersihan peralatan dan tenaga kerja.

Pemeriksaan kesehatan bagi pegawai dapur juga dilakukan, termasuk pemeriksaan rectal swab jika diperlukan.

Tenaga penjamin keamanan pangan juga diwajibkan mengikuti pelatihan khusus dari Dinas Kesehatan sebagai salah satu syarat utama penerbitan izin operasional.

Baca Juga: Warga Ramai-ramai Transfer Uang ke Rekening Pemkab Bekasi, Ada Apa?

Sementara itu, Yohanes Trisnanto, penanggung jawab dari Yayasan Kemala Bayangkari, menjelaskan bahwa uji coba telah dilakukan sebanyak dua kali dengan jumlah porsi bertahap, mulai dari 500 hingga 750 porsi.

Pada uji coba ketiga, direncanakan sebanyak 1.000 porsi makanan akan disiapkan dan didistribusikan.

“Kami membudayakan sistem bahan habis sekali masak, tidak ada stok bahan disimpan. Genset juga disiapkan untuk antisipasi mati listrik,” kata Yohanes.

Sebanyak 50 pegawai dapur dilibatkan dalam proses pengolahan makanan. Dalam pelaksanaannya, sejumlah tantangan ditemukan di lapangan, seperti konsumsi makanan tanpa alat makan steril, serta keterlambatan konsumsi setelah makanan didistribusikan. Hal ini menjadi fokus pembinaan bagi penerima manfaat.

Baca Juga: Stok Pedagang Aman, Masuk Awal Oktober Harga Pangan di Sukoharjo Stabil

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X