Pola asuh orang tua dalam mendidik anak dalam keluarga

photo author
- Selasa, 5 Agustus 2025 | 17:00 WIB
Ilustrasi Pola asuh orang tua dalam mendidik anak dalam keluarga (Dok. Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si)
Ilustrasi Pola asuh orang tua dalam mendidik anak dalam keluarga (Dok. Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si)

HARIAN MERAPI - Pola asuh dalam keluarga adalah pengasuhan atau lebih populer dengan istilah parenting; yakni proses mendidik anak dari kelahiran hingga anak memasuki usia dewasa secara lebih terstruktur dan penuh tanggung jawab.

Pola asuh orang tua adalah pola pengasuhan orang tua terhadap anak, yaitu bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan sampai dengan membentuk perilaku anak sesuai dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang baik dan sesuai dengan kehidupan masyarakatnya. 

Setiap pola asuh akan memberi efek yang berbeda terhadap karakter anak. Setidaknya ada
lima model pola asuh yang sering dipraktikkan dalam keluarga modern dengan segenap
konsekwensinya; yaitu:

Baca Juga: Perilaku agresif anak-anak dan remaja dan pencegahan serta penanganannya

Pertama, pola asuh authoritarian yang merupakan bentuk poa asuh kaku dan menghambat
pengembangan potensi diri anak. Kemandirian dan pengembangan diri anak tidak didukung dan tidak dikembangkan. Sebagai konsekuensinya, anak merasa frustrasi, kecewa, dan marah, serta menjadi tidak berkembang, tergantung dan mempunyai rasa percaya diri yang rendah.

Pada akhirnya, suasana emosi negatif yang merugikan ini dapat mempengaruhi harga diri dan konsep diri anak. Anak sulit untuk dapat berkembang secara wajar akibat perlakuan yang kurang tepat dari kedua orang tuanya.

Kedua, pola asuh permissive-indulgent yakni pola asuh yang memiliki kontrol rendah dan
kemarahan tinggi. Dengan pola asuh ini, remaja memiliki kekuasaan penuh dan tidak ada konsekuensi untuk mengabaikan permintaan orang tua.

Orang tua mengharapkan anaknya untuk kreatif dan mengeksplorasi keadaan tanpa memberikan jenis batasan. Oleh karena itu, remaja cenderung lebih kreatif, akan tetapi mengakibatkan remaja menjadi impulsif secara verbal dan mengarah kepada perilaku agresif.

Baca Juga: SMA Muhi Yogya Gelar Launching SPMB 2026-2027, Pendaftaran Bisa Dilakukan dalam Satu Hari

Remaja memiliki kepercayaan bahwa orang tua tidak memberikan perhatian dan mengarahkan pada bagaimana seharusnya berperilaku.

Ketiga, pola asuh permissive-neglectful (tidak mempedulikan) adalah rendah dalam respon
dan tuntutan. Pada kejadian yang ekstrim, dalam pola asuh ini, orang tua menolak-mengabaikan dan menyia-nyiakan. Orang tua tidak memberikan dukungan dan tidak memberikan batasan.

Menurut Cole sangat berbahaya bagi remaja yang memiliki orang tua dengan model pola asuh sepertri ini, karena melibatkan diri pada perilaku yang menyimpang. Secara ekstrim, orang tua dengan pola asuh yang seperti ini dapat mengakibatkan remaja menggunakan obat-obatan dan alkohol.

Remaja merasa kehadirannya tidak memberikan nilai apapun di hadapan kedua orang tua. Akhirnya remaja dapat menyesali kehadirannya karena tidak mendapatkan respon yang positif dari kedua orang tua.

Baca Juga: Menkum Sebut DPR akan Ambil Alih Inisiasi RUU Perampasan Aset

Keempat, pola asuh demokratis; yaitu berada di antara tuntutan dan respon. Orang tua
biasanya memonitor, menanamkan standar yang jelas terhadap tingkah laku anak. Disiplin yang
diterapkan adalah suportif dan bukan menghukum. Orang tua model ini menanamkan batasan, akan tetapi memberikan penjelasan atas apa yang harus dilakukan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X