Ditambahkan Azizah, program tersebut merupakan bagian dari komitmen UPY dalam mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada aspek pengelolaan limbah.
Selain itu juga aspek pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis komunitas, dan penguatan kapasitas lokal yang berkelanjutan. Bahkan, berkomitmen untuk terus melaksanakan pendampingan.
“Bisa pula yang terkait soal pengembangan desain produk, pengemasan menarik, hingga strategi pemasaran melalui media sosial dan platform digital lokal,” terangnya.
Baca Juga: Festival layang-layang membuat pengunjung pantai Bantul melonjak
Tak kalah penting, kegiatan tersebut juga menghadirkan kolaborator dari komunitas lingkungan Sedekah Sampah Limabelas (SS-15) Banyumeneng Gamping yang diwakili Lusimiyati.
Sehingga termasuk kegiatan kolaborasi yang kian memperkuat nilai kegiatan, sebab peserta tak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, namun juga langsung mempraktikkan proses daur ulang sampah.
Sementara itu Pargiyati, salah satu peserta pelatihan bikin kerajinan dari sampah anorganik menyampaikan, bisa banyak belajar secara langsung, barang sederhana seperti kumpulan tutup botol bisa disulap menjadi boneka cantik.
“Hal seperti ini sangat inspiratif dan bisa membuka peluang usaha baru. Semoga, pelatihan-pelatihan pembuatan kerajinan dari sampah anorganik bisa rutin diselenggarakan atau berkelanjutan,” harapnya. *