Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, FRSPH, FINASIM., menambahkan beribadah haji atau umroh sama seperti liburan bersama keluarga atau perjalanan ke negara empat musim yang meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
"Sebagai contoh, ketika menggunakan transportasi umum seperti pesawat, bus, atau kereta dan fasilitas umum tertutup lainnya. RSV dapat menyebar melalui inhalasi droplets pernapasan atau kontak dengan sekresi pernapasan dari orang yang terinfeksi," kata Dirga.
Jika lansia terinfeksi maka dapat terjadi efek sedang hingga berat seperti terkena pneumonia atau bronkiolitis. Orang yang kemudian melakukan kontak erat atau serumah dengan pasien RSV dapat enam kali lebih besar tertular RSV.
Dirga melanjutkan rata-rata waktu yang diperlukan untuk pengobatan RSV adalah 7 hari untuk rawat inap dan 3 hari pada kunjungan IGD atau rawat jalan.
Bagi kelompok lansia di atas 75 tahun, RSV dapat menyebabkan pasien yang lepas perawatan rumah sakit memerlukan perawatan profesional lanjutan di rumah.
"Kita harus mulai memandang vaksinasi bukan hanya sebagai perlindungan individual, tetapi juga sebagai upaya kolektif untuk mencegah penularan di populasi besar, seperti saat ibadah umroh. Makin banyak jamaah yang terlindungi sejak awal, makin kecil pula risiko terjadinya kondisi berat yang memerlukan perawatan selama di Tanah Suci,” katanya.*