Waspadai HPV karena bisa berubah menjadi kanker serviks, begini pencegahannya

photo author
- Selasa, 24 Juni 2025 | 12:00 WIB
Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG(K) dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Selasa (24/6/2025).  (ANTARA/Sinta Ambar)
Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG(K) dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Selasa (24/6/2025). (ANTARA/Sinta Ambar)



HARIAN MERAPI- Masyrakat perlu mewaspadai virus human papilloma virus (HPV), karena lama kelamaan bisa menjadi kanker.


Namun untuk berubah menjadi kanker serviks butuh waktu yang lama hingga betahun-tahun.


Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG(K) mengatakan bahwa perjalanan perkembangan virus human papilloma virus (HPV) sehingga menyebabkan kanker serviks terjadi dalam durasi yang tidak cepat atau bertahun-tahun.

Baca Juga: Ramalan zodiak Capricorn besok Kamis 26 Juni 2025 soal cinta dan karir, berikan kebebasan pada sifat Anda yang penuh gairah

“Kanker serviks itu perjalanan penyakitnya lama, bertahun-tahun. Artinya kalau lama, bertahun-tahun, kita bisa mencegah,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Selasa.

Upaya pencegahan yang bisa dimulai dengan skrinning untuk mendeteksi perubahan sel sebelum menjadi kanker hingga vaksin HPV, terlebih, kata dia, kasus kanker serviks di Indonesia menjadi negara dengan kasus kanker serviks terbanyak di Asia Tenggara.

Lewat vaksinasi HPV, kata dia, tubuh memiliki antibodi untuk melindungi diri dari sel-sel kanker serta perubahan-perubahan yang disebabkan oleh virus.

Selain itu, kata dia, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari perilaku seksual yang berisiko terinfeksi HPV yakni dengan tidak berganti pasangan seksual, tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini kurang dari 20 tahun, hindari terpapar asap rokok baik aktif dan pasif.

Baca Juga: 70.000 Mahasiswi Ikuti Female Future Leader Batch 1, 100 Peserta Terbaik Siap Bangun Ekosistem Digital Indonesia

Kemudian menindaklanjuti hasil pemeriksaan IVA/papsmear yang hasilnya positif.

Sejumlah kasus kanker di Indonesia, menurutnya kerap terjadi karena wanita seringkali takut melakukan skrinning, sehingga ketika mengalami gangguan baru mulai mencari pertolongan dan bisa saja kondisi tersebut telah memburuk.

Peran POGI, kata dia, mendukung program pemerintah untuk mengeliminasi kanker serviks yang ditargetkan pada 2030.

POGI juga berperan membantu pengembangan pelayanan kanker pada perempuan di Indonesia dengan konsep promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif di layanan primer, sekunder dan tersier sehingga diharapkan mampu meningkatkan harapan hidup perempuan penderita kanker.

Baca Juga: Navigasi Eskalasi Jalur Selat Hormuz, PIS Perkuat Keamanan Armada di Laut Internasional

Kanker serviks biasanya muncul di leher rahim dan paling umum menyerang perempuan usia 30 hingga 35 tahun. Namun, penyakit ini bisa muncul di usia berapa pun.*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X