Kanker serviks masih menjadi momok menakutkan bagi wanita, ini yang harus dilakukan

photo author
- Senin, 7 Oktober 2024 | 13:30 WIB
Ilustrasi kanker serviks  (ANTARA/freepik.com)
Ilustrasi kanker serviks (ANTARA/freepik.com)



HARIAN MERAPI - Kanker masih menjadi penyakit yang mematikan di Indonesia.


Bahkan, kanker serviks jadi penyebab utama kematian pada wanita dan Indonesia menempati urutan kedua.


Demikian diingatkan konsultan Ginekologi Onkologi Eka Hospital BSD Dr. Muhammad Yusuf dalam keterangannya di Tangerang, Minggu.

Baca Juga: Wayang Jogja Night Carnival ke-9 Tahun 2024, Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Dilakukan Pemkot Yogyakarta


"Kanker serviks saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi kaum perempuan di negara berkembang, termasuk Indonesia," kata Dr. Muhammad Yusuf.

Pada banyak kasus, penderita kanker serviks sering datang dengan stadium lanjut, karena tidak terdeteksi sebelumnya. Padahal kanker serviks bisa dideteksi dan dicegah dengan melakukan pap smear secara rutin.

Manfaat pap smear adalah untuk melihat adanya kelainan atau tidak di sel mulut rahim sebelum berkembang menjadi kanker. "Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala agar kanker serviks dapat dideteksi dan ditangani sejak dini." ujarnya.

Baca Juga: Setahun Serangan Israel di Gaza, Pawai Akbar Pendukung Palestina Digelar di Eropa

Perlu diketahui pada kebanyakan kasus hampir tidak ditemui gejala apapun pada pengidap kanker serviks. Namun, para wanita harus tetap waspada jika memiliki keluhan keputihan berulang dan berbau, pendarahan di luar siklus haid, dan ada pendarahan atau bercak saat berhubungan intim.

Idealnya pap smear dilakukan oleh semua wanita yang telah menikah dan melakukan aktivitas seksual. Wanita yang aktif secara seksual dianjurkan melakukan pap smear tiga tahun sekali, apabila tidak ditemukan gejala, keluhan, ataupun pada deteksi awal.

"Namun, jika dokter menemukan gejala dengan resiko tinggi disarankan melakukan pap smear setiap tahun. Sementara untuk wanita hamil jika tidak ada kelainan boleh melakukan pap smear setelah melahirkan, minimal tiga bulan pascalahiran," katanya.

Baca Juga: Museum Nike Ardilla Pertama Kali Hadir di Festival Musik Synchronize Fest 2024

Pada saat melakukan pap smear, dokter kandungan akan memeriksa dengan cara mengambil sedikit sampel jaringan dari leher rahim kemudian akan diperiksa di laboratorium.

Hasil pemeriksaan pap smear hampir 90 persen adalah normal. Pada kasus pap smear abnormal, tidak selalu menandakan bahwa wanita tersebut mengidap kanker, namun perlu pemeriksaan lanjutan.

Sejalan dengan perkembangan teknologi kedokteran, Eka Hospital saat ini sudah menyediakan pemeriksaan kanker serviks secara dini melalui pemeriksaan co-testing pap smear.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X