Dalam lima tahun terakhir, pupuk ini telah dipakai untuk proyek-proyek pemerintah. Namun, mulai tahun ini produk tersebut mulai dipasarkan secara ritel lewat online marketplace.
“Kami baru penjualan online saja, market terbanyak di daerah (Indonesia) timur karena di sana edukasi pertanian dan produknya tidak sebanyak Jawa aksesnya. Seperti pupuk kakao pengirimannya paling banyak di Sulawesi. Di DIY kita masih kalah, karena sistem offline memang baru jalan di bulan ini. Harapannya bulan Juni punya tim offline karena di DIY sepertinya budaya membelinya petani nyaman membeli di toko tani,” kata Alvin. *