HARIAN MERAPI - Dokter mengingatkan aktivitas yang potensial berisiko tinggi mengakibatkan kanker kulit.
Menurut dokter, lebih sering terpapar sinar matahari secara langsung punya risiko lebih tinggi terpapar kanker kulit.
Demikian diingatkan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Roro Inge Ade Kristanti lewat webinar bertajuk “Deteksi dini kanker kulit: Langkah kecil yang bisa menyelamatkanmu,” yang dipantau dari Jakarta, Kamis.
Baca Juga: Polantas di DIY Bakal Dilengkapi Kamera Tubuh yang Terkoneksi ETLE
Ia mengungkapkan bahwa aktivitas kegiatan yang mengakibatkan lebih sering terpapar sinar matahari secara langsung memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kulit.
Ia mengatakan, sejumlah profesi tersebut meliputi petani, nelayan, atlet hingga pilot yang juga mengalami paparan sinar matahari lebih banyak.
“Sehingga pekerjaan yang dianggap berisiko besar terkena kanker kulit ini adalah mereka yang banyak terpajan matahari, jadi misalnya petani kemudian nelayan yang hampir lebih bisa 5-7 jam terkena matahari langsung atau sebetulnya mereka yang juga di balik kaca misalnya pilot, karena pajanan mataharinya terik,” ujar Inge.
Selain itu, kegiatan yang berkaitan dengan hobi seperti tenis, atlet yang banyak berkegiatan di bawah sinar matahari juga berpotensi menyebabkan kanker kulit.
Baca Juga: Pelaku begal payudara di Ngemplak Sleman ditangkap polisi
Lebih lanjut, dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) ini mengatakan, pekerja laboratorium dan terpapar bahan kimia tertentu, serta terpapar radiasi juga memiliki risiko yang sama.
Dirinya pun merekomendasikan bagi masyarakat yang memiliki risiko lebih besar terkena kanker kulit ini dapat menggunakan tabir surya yang mampu menghalau UV A dan UV B.
Selain itu, pengecekan secara mandiri kanker kulit juga dapat dilakukan melalui metode periksa kulit sendiri (Sakuri). Bila diketahui terdapat bagian tubuh yang dirasa mencurigakan misalnya terdapat tahi lalat tidak normal, benjolan hingga bercak yang dianggap tak biasa, maka direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan secara medis.*