Mengenali gejala Parkinson, begini cara mendeteksinya

photo author
- Jumat, 19 April 2024 | 11:00 WIB
Ilustrasi - Otak penderita penyakit parkinson. I (stimewa/google.com)
Ilustrasi - Otak penderita penyakit parkinson. I (stimewa/google.com)



HARIAN MERAPI - Ada cara untuk mendeteksi gejala-gejala motorik parkinson yang harus diketahui masyarakat.


Seperti diketahui, parkinson adalah sebuah penyakit neurodegeneratif.


Demikian disampaikan dokter spesialis neurologi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, dr. Rizka Ibonita, dalam "Talkshow Kesehatan Dalam Rangka Hari Parkinson Sedunia" yang disiarkan di kanal YouTube RS tersebut di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Wakil Bupati Danang Maharsa jelaskan arti tema Hari Jadi Sleman ke-108, 'Greget Nyawiji Lan Hangayomi, Sesarengan Mbangun Sleman'


Ia mengatakan konsep TRAP dapat digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda Parkinson, sebuah penyakit neurodegeneratif.

"T-nya Tremor. Tremor artinya gerakan gemetar yang kita tidak kendalikan. Nah, tremor pada Parkinson ini biasanya di saat istirahat. Jadi nggak lagi aktivitas nih, tangannya ditaruh aja udah gemetar," ujarnya

Dia menjelaskan, tremor tidak hanya muncul pada penderita Parkinson saja, namun memang gejala paling umum penyakit itu adalah tremor. Akan tetapi, kata Rizka, tremor karena Parkinson memiliki kekhasan tersendiri.

"Biasanya kalau Parkinson ini khas, dia didahului di satu sisi dulu, baru ke sisi sebelahnya," katanya.

Baca Juga: Kiat kontrol diabetes untuk hindari gangguan penglihatan mata

Adapun R, kata dokter itu, artinya adalah rigiditas, atau kaku, terutama di persendian serta otot-otot besar. Sedangkan A adalah akinesia atau bradikinesia, di mana gerakan seseorang menjadi lambat.

Kata dokter itu, sering kali perlambatan gerak tersebut terlewatkan pada pasien Parkinson, terutama yang lanjut usia, di mana seseorang menganggap hal tersebut wajar bagi yang sudah tua. Padahal, katanya, gerakan lambat orang tua tidak seharusnya selambat gerakan pada Parkinson, sehingga perlu dicek lebih lanjut.

"Dan yang terakhir, P, postural instability. Artinya itu adanya gangguan postural. Jadi hilang keseimbangan. Rasanya goyang-goyang terus, mau jalan, oleng. Gampang jatuh," dia menjelaskan.

Dia menjelaskan bahwa rentang usia penderita Parkinson adalah 40-70 tahun, dan yang terbanyak di usia 60 tahun. Akan tetapi, katanya, menurut data statistik, penyakit tersebut kini dapat menyerang orang di bawah usia 40-an.

Baca Juga: Anggota IWAPI Jateng 3.200 Orang, 65 Persen UMKM Menengah ke Bawah, Sisanya Menengah ke Atas dan Korporasi

Sebelum gejala-gejala motorik tersebut muncul, katanya, biasanya didahului dengan gejala nonmotorik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X