Maraknya kasus perundungan anak, ini yang harus dilakukan orang tua untuk mencegahnya

photo author
- Jumat, 1 Maret 2024 | 09:30 WIB
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA Nahar.  (ANTARA/ HO-Kemen PPPA.)
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA Nahar. (ANTARA/ HO-Kemen PPPA.)



HARIAN MERAPI - Kasus perundungan marak di sejumlah sekolah yang tersebar di wilayah Tanah Air.


Melihat fenomena tersebut, para orang tua diharapkan mengawasi dan memperhatikan perilaku anak, jangan sampai menjadi korban maupun pelaku perundungan.


Demikian diingatkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA Nahar saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Polisi Kantongi Ciri Pelaku Begal Motor yang Seret Wanita di Bekasi


Ia mengingatkan para orang tua agar selalu melakukan pengawasan dan memperhatikan segala sikap dan perilaku anak, untuk mencegah perilaku-perilaku yang berindikasi pada kekerasan atau perundungan.

"Terkait pencegahan, orang tua agar selalu mengawasi dan memperhatikan segala sikap dan perilaku anak," kata Nahar .

Hal ini dikatakannya menanggapi kasus penganiayaan anak di Pondok Pesantren Hanifiyyah di Dusun Kemayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang berujung tewasnya korban.

Dia mengatakan, keluarga memiliki peran utama dalam memberikan pengawasan terhadap perilaku dan tumbuh kembang anak dengan rutin melakukan deteksi dini terhadap potensi-potensi perilaku berisiko ataupun menyimpang.

Baca Juga: Samsung Galaxy XCover 7 dan Tab Active5, enterprise edition serbaguna untuk dukung kinerja

Nahar berharap ada upaya pencegahan agar kasus serupa tidak berulang, baik dari pihak pondok pesantren dan orang tua santri untuk terus mengingatkan para santri agar dapat saling menghargai satu sama lain, dan menghindari perilaku-perilaku yang berindikasi kekerasan atau perundungan.

"Kami berharap pihak-pihak berkepentingan lainnya pun menaruh perhatian serius dalam upaya mencegah kasus kekerasan di lingkungan pendidikan dan pesantren agar tidak ada lagi anak yang menjadi korban akibat adanya kekerasan dan penganiayaan," katanya.

Sebelumnya, seorang santri berinisial B (14) meninggal dunia di Pondok Pesantren Hanifiyyah, Kediri, Jawa Timur.

Informasi awal yang diungkapkan pihak pesantren terkait penyebab santri tersebut meninggal adalah karena terjatuh di kamar mandi.

Baca Juga: Gibran janji kawal 17 prioritas pembangunan Kota Solo meski tak lagi jabat Wali Kota

Kemudian akhirnya diketahui bahwa B menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan para seniornya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X