HARIAN MERAPI - Penyakit kanker masih menjadi momok bagi masyarakat, bahkan menjadi penyebab kematian di seluruh dunia.
Padahal, bila penyakitnya ditangani secara dini ada kemungkinan pasien sembuh.
Yang jelas, kanker membutuhkan penanganan serius dan komprehensif.
Baca Juga: KAI Daop Semarang Pastikan Ketersediaan Tiket Libur Imlek 2024
Penanganan kanker merupakan salah satu tantangan kesehatan global yang memerlukan perhatian serius, di mana kanker menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Dalam rangka Hari Kanker Sedunia yang diperingati pada tanggal 4 Februari setiap tahunnya, Perhimpunan Onkologi Indonesia Cabang Jakarta Raya (POI Jaya) melangsungkan serangkaian kegiatan bertajuk “World Cancer Day: ‘Hope, Faith, Love’”.
Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia Jaya Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FINASIM, FACP, memaparkan bahwa kanker adalah masalah kesehatan dengan urgensi yang tinggi, salah satunya adalah Limfoma Hodgkin yakni salah satu jenis kanker getah bening, karena diagnosis yang masih rendah.
Baca Juga: Tiga Drifter Perempuan Ini Ungkap Tantangan Tekuni Motorsport
“Kanker kelenjar getah bening jenis Limfoma Hodgkin adalah salah satu kanker yang tingkat diagnosisnya masih rendah. Penyakitnya ada, tapi sayangnya, pada banyak kasus, baru terdiagnosis setelah berada di stadium lanjut,” jelas Ikhwan.
Limfoma Hodgkin (LH) adalah salah satu jenis kanker yang berasal dari sel darah putih yang disebut limfosit. Limfosit merupakan komponen sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Menurut data Globocan tahun 2020, di Indonesia terdapat 1.188 kasus baru LH dengan kematian sebanyak 363 kasus.
Faktor risiko
Ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena LH di antaranya infeksi virus Epstein-Barr. Satu dari 1.000 orang yang terinfeksi virus Epstein-Barr berisiko terkena LH.
Baca Juga: Dorong Digitalisasi Siskeudes, Pemkab Sleman Jalin Kerja Sama dengan Bank BPD DIY
Kemudian risiko lainnya adalah sistem imun. Risiko meningkat pada orang yang terinfeksi HIV (virus penyebab AIDS), orang yang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, dan orang dengan penyakit autoimun.
Riwayat keluarga juga memberikan pengaruh pada peningkatan risiko. Saudara laki-laki dan perempuan dengan penyakit ini memiliki risiko lebih tinggi terkena LH. Risiko ini sangat tinggi untuk kembar identik dari seorang pasien LH.