Hal lain yang juga harus diperhatikan yakni pengobatan harus dievaluasi sehingga pentingnya pasien melakukan kontrol dan perlunya orang sekitar memberikan dukungan emosional.
"Mengenai fertilitas ini jangan pakai patokan baru menikah 1-2 tahun. Kalau dapat jodoh 41 tahun, ya, harus segera. Pertama menikah harus evaluasi cepat, apalagi untuk wanita berusia di atas 35 tahun maka kemampuan kehamilan akan menurun," katanya.
Pada kesempatan yang sama, dr Aucky Hinting Sp.OG mengatakan kasus infertilitas tidak hanya bisa terjadi pada perempuan tetapi juga laki-laki.
Baca Juga: Ari Dwipayana : Presiden Jokowi belum ada rencana berkampanye
"Oleh karena itu, sehari-hari kami selalu menanyakan ke pasien terkait riwayat penyakit, apakah pernah gondongan, testis ada varises, konsistensi testis bagaimana, kelainan seperti hernia," katanya.
Selanjutnya, meminta pasien untuk melakukan tes sperma. Ia mengatakan apabila hasilnya normal dan jumlahnya cukup maka tidak perlu ada pemeriksaan yang lain, sedangkan jika jumlahnya sedikit yakni di bawah 5-10 juta maka harus periksa hormon.
Menurut dia, laki-laki yang terlalu banyak bekerja dan kurang beristirahat maka akan menghasilkan sperma dengan kualitas jelek. Sedangkan jika waktu istirahat bisa 6-7 jam/hari akan mampu memperbaiki kualitas sperma.
Oleh karena itu, dikatakannya, untuk menghindari fertilitas perlu dilakukan perbaikan gaya hidup serta menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol.
"Termasuk juga melakukan pengobatan konvensional untuk memperbaiki sperma dengan harapan bisa hamil secara alami. Dengan cara ini, 30 persen pasien bisa hamil secara normal tanpa inseminasi atau bayi tabung," katanya seperti dilansir Antara.*