"Linggarjati ini menjadi salah satu bagian penting perjalanan bangsa yang kita ingin pelajari. Komisi A nantinya akan menyusun sebuah buku tentang perjalanan napak tilas sejarah Bangsa Indonesia untuk dibukukan di akhir periode," beber Eko.
Terlebih DIY menjadi daerah pertama yang memiliki Perda Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Buku itu nantinya bisa menyempurnakan bagaimana perjalanan pemikiran dan spiritual dalam penyusunan perda.
Menurutnya, di Linggarjati, Bung Karno dan seluruh delegasi Indonesia di bawah Sutan Sjahrir menunjukkan bahwa peran diplomasi sama pentingnya dengan pertempuran fisik yang dilakukan para pejuang bangsa.
Pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia bergaung ke dunia internasional setelah adanya perundingan. Dalam pertemuan itu, Bung Karno hadir memberi semangat delegasi untuk berunding.
Pesan pentingnya bahwa seorang pemimpin harus punya karakter kuat, jujur, cakap dalam berkomunikasi. Bung Karno sempat ditemui delegasi Belanda di kediaman Bupati Kuningan, hasilnya disampaikan pada Sjahrier sebagai masukan dalam perundingan.
Eko menambahkan, kunjungan ke Linggarjati menjadi insight bagi Pemda DIY untuk serius merawat bangunan-bangunan bersejarah yang sangat banyak di DIY. Komisi A sudah mengusulkan adanya museum.
Hal itu sebagai penanda perjalanan sejarah penting Yogyakarta untuk kemerdekaan Indonesia. "Maka sangat mungkin untuk membangun museum pengingat sejarah bangsa," pungkasnya.(*)