Benarkah begadang bisa sebabkan stroke, begini penjelasan dokter

photo author
- Selasa, 31 Oktober 2023 | 11:00 WIB
Tenaga kesehatan memeriksa kesehatan warga saat memperingati Hari Stroke Sedunia di Kudus, Jawa Tengah, Minggu (29/10/2023).  (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)
Tenaga kesehatan memeriksa kesehatan warga saat memperingati Hari Stroke Sedunia di Kudus, Jawa Tengah, Minggu (29/10/2023). (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)



HARIAN MERAPI - Begadang dan kurang olahraga ternyata bisa meningkatkan risiko terkena stroke.


Bahkan, begadang dan kurang olahraga dapat meningkatkan risiko stroke pada usia muda.
Begadang dan kurang olahraga adalah gaya hidup yang tidak sehat.


Dokter spesialis neurologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Rakhmad Hidayat, Sp.S(K), MARS, mengatakan kebiasaan begadang dan tidak olahraga sama sekali merupakan faktor gaya hidup yang bisa meningkatkan faktor risiko terjadinya stroke pada usia muda.

Baca Juga: 1.088 Warga Kota Yogyakarta Terinfeksi TBC, 60 Persen Pasien adalah Usia Produktif

“Tren sekarang banyak di usia muda 30-an karena kebiasaan orang-orang begadang, kerja (sampai) enggak tidur, olahraga kadang enggak sama sekali,” ucap Rakhmad dalam sebuah diskusi daring tentang tanda gejala stroke, yang diikuti di Jakarta, Senin.

Faktor risiko stroke seperti gaya hidup, menurut Rakhmad, sebenarnya bisa dicegah, namun, sering kali faktor tersebut yang menyebabkan terjadi stroke pada usia muda. Gaya hidup yang dimaksud antara lain ialah kurang olahraga, makan tidak teratur, darah tinggi, dan gula darah tinggi.

Rakhmad mengatakan faktor usia dan jenis kelamin merupakan faktor risiko yang tidak bisa dihindari. Pada laki-laki kejadian stroke banyak dialami pada usia di atas 45 tahun, sedangkan wanita di atas 55 tahun.

Baca Juga: Stimulan Bantuan Keuangan Membantu Peningkatan Pembangunan Desa

Meskipun tidak bisa diubah, faktor risiko tersebut bisa diperbaiki sehingga kemungkinan terjadi stroke mengecil dan seseorang bisa hidup sehat seperti orang biasa.

“Kalau sudah diperbaiki maka kemungkinannya akan kecil sehingga dia hidup seperti orang biasa, sehat, badan kurus, hipertensi tidak ada, diabetes tidak ada, itu target kita,” kata Rakhmad.

Dokter yang menyelesaikan program doktoral di Universitas Indonesia itu mengatakan stroke bisa terjadi kapan saja tanpa ada tanda gejala awal. Penyebab stroke ada dua, yaitu sumbatan dari plak kolesterol yang menghambat pembuluh darah ke otak, tulang belakang, dan mata; dan pecah pembuluh darah akibat terkikisnya pembuluh darah yang lemah.

Merokok dan obesitas merupakan faktor risiko yang menyumbang peran utama dalam setiap penyakit, termasuk stroke. Seseorang dikategorikan obesitas jika memiliki lingkar perut lebih dari 102 centimeter untuk pria dan 92 centimeter untuk wanita.

Baca Juga: Ekonomi global 'unpredictable'. Menkeu Sri Mulyani pun tidak mudah memprediksi

Faktor risiko juga termasuk genetika yang diperburuk dengan gaya hidup tidak sehat.

Penyembuhan stroke, kata Rakhmad, harus dilakukan dalam batas waktu 4,5 – 6 jam saat serangan terjadi dan pasien harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk diberikan obat pengencer bekuan darah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X