"Ibu, kok Supri tidak pernah kelihatan lagi ya?" tanya Marwan kepada ibunya.
"Nak, yang sabar ya. Saat kamu tenggelam, Supri berusaha menolongmu. Tetapi malah dia yang terseret arus ke lautan." kata Ibunya berlinang air mata.
Marwan terdiam. Air matanya kembali basah. Marwan menangis sejadi-jadinya.
Kehilangan sahabat untuk selamanya lebih menyakitkan daripada kehilangan kekasih.
Seperti pesan Supri, Marwan memulai kehidupan baru dan move on dari masalahnya.
Ada misteri yang belum terjawab, kalau Supri sudah meninggal lalu siapa yang menjenguk Marwan di rumah sakit?
Lalu bambu yang menolongnya, apakah sebenarnya itu tangan Supri?
Jika benar itu tangan Supri, Marwan berutang pada Supri. (Seperti dikisahkan Indri Astuti di Koran Merapi) *