Melihat gelagat temannya yang berubah, Satrio berusaha tidak baper dengan sikap temannya itu.
Namun, ia tetap mengawasi temannya dari kejauhan.
Satrio tak berhenti mengawasi pergerakan Rizal, ada sesuatu yang beda dari sifat temannya hari ini.
Padahal sahabatnya itu punya sikap humoris, selalu ada hal-hal konyol yang sering ia lakukan.
Saat ditanya pun Rizal selalu menjawab dengan selengekan. Tidak pernah sedingin ini.
Terik matahari sudah mulai meninggi, tetapi hawa dingin masih saja melekat di tubuh.
Terlihat para pendaki menyambut pagi dengan gembira seraya menyiapkan api unggun untuk memasak.
Namun, Rizal masih tak beranjak dari tendanya. Sejak tadi ia masih sibuk memegang telepon genggamnya.
Satrio mulai khawatir dengan perubahan sikap sahabatnya itu.
Ia juga sudah meminta Rahmat untuk mengajak Rizal berkumpul di api unggun sambil menikmati kopi, tetapi gagal.
Rizal masih tetap saja tak bergeming dari tempat duduknya.
Keanehan sikap Rizal tercium juga oleh semua anggota kelompok tersebut.
Kemudian mereka memutuskan untuk bersama-sama menanyakan permasalahan yang dihadapi sahabatnya itu.
Lagi-lagi mereka tidak menemukan jawaban. Sikap Rizal malah makin aneh.