Sebulan kemudian Tini merasakan ada ganjalan di perut.
Beberapa waktu setelah mengetahui hamil, Tini didatangi lagi laki-laki yang mirip suaminya.
Karena tahu kalau bukan suaminya yang asli, Tini ketakutan.
Si laki-laki itu menenangkan, bahkan mengaku kalau janin hasil hubungan dengannya.
Malah memberi wasiat agar kalau lahir tetap dirawat.
Si laki-laki itu akan membiayai semua kebutuhan. Tini harus menyediakan selembar kain putih di atas almari.
Bagi Yudi dan Tini, tak logis roh halus menghamili manusia. Kejadian aneh bin ajaib.
Lebih ajaib lagi, janji si laki-laki itu tidak bohong.
Di bawah kain putih di atas almari selalu tersedia uang setiap bulan. Mereka seolah keenakan.
Tanpa dicari, uang ada dengan sendirinya.
Tak cuma mencukupi kebutuhan si anak, tetapi malah satu keluarga.
Sampai anak itu lulus sekolah dasar, biaya didapatkan secara gaib.
Manusia memiliki takdir masing-masing. Lambat laun, ada titik kesadaran.