Dan kalau aku mau, meski tanpa magang kerja, kiriman Papa dan Mamaku cukup berlebihan.
Aku mungkin bisa irit karena rasanya sudah bosan mencari hiburan.
bagBaca Juga: Pengalaman misteri Bagio pekerja distributor buah di Semarang, pulang telat ada suara misterius di ruang rapat
Sebetulnya, melihat usiaku yang sudah beranjak dewasa, sudah seharusnya aku memiliki pacar.
Entah kenapa, aku lebih memilih mencari sahabat sebanyak-banyaknya.
Saat Rangga magang di sebuah kedai, di pinggiran Kota Canberra, sebetulnya ia bertujuan untuk menjauh dari kepenatan pikirannya, agar bisa sedikit santai.
Tapi kedai tempatnya bekerja sedikit bergaya kuno.
Di kedai itu, berkali-kali Rangga dikagetkan dengan penampakan makhluk halus.
Terutama hantu itu berwajah perempuan, seolah-olah minta tolong kepada Rangga untuk membawanya pergi.
Baca Juga: Kisah menyeramkan, dibunuh kekasih sendiri hantu perawan ingin balas dendam lewat raga wanita lain
Dari perasaan takut, akhirnya Rangga jadi terbiasa bersahabat dengan hantu perempuan itu.
“Kamu harus kuliah sambil magang kerja disana.” Itu pesan Papa ketika aku berangkat ke Australia.
“Papa harap, selepas kamu kuliah, kamu bisa memegang anak perusahaan Papa di Malang, Jawa Timur.”
Aku hanya mengernyitkan dahiku, karena baru kali ini Papa cerita kalau punya usaha di Malang. (Seperti dikisahkan Vito Prasetyo di Koran Merapi) *