Akhirnya koran itu hanya dilipat dan akan diberikan manakala penumpang di sebelahnya sudah terbangun.
Menjelang masuk stasiun Brambanan gantian Pak Mus yang terkantuk- kantuk.
Dan tertidur. Rasanya baru sekejap, keretaapi yang dia naiki sudah memasuki stasiun Lempuyangan.
Pak Mus thingak- thinguk. Penumpang di sebelahnya sudah tidak ada.
Daripada dibuang, koran yang nampak masih baru itu dia masukkan ke dalam tas cangklongnya.
Malam sehabis makan Pak Mus teringat akan koran yang ada di dalam tasnya.
Koran itu dia ambil dan dia buka pelan- pelan.
Pertama- tama dia mengamati halaman satu. Sontak Pak Mus heran dan terkaget- kaget.
Tertulis dengan jelas pada bagian atas halaman satu, koran tersebut terbitan tanggal 1 Maret 1955.
"Hah?! Koran ini usianya sudah setengah abad lebih!"
"Tapi kertasnya masih putih bersih? Tulisannya juga masih teramat jelas. Enak dibaca. Tidak buram."
"Berita yang dimuat juga peristiwa yang terjadi di seputar tanggal satu Maret tahun limapuluh lima atau enampuluh lima tahun yang lampau?!" gumam Pak Mus keheranan.
"Jangan-jangan pemilik koran ini makhluk halus, Pak?" kata Sri, anak sulung Pak Mus.