HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman misteri Syahroni pulang ronda di malam Jumat Kliwon.
Siapa yang kencing dibawh pohon petai?
Setiap malam Jumat, Syahroni mendapat jatah untuk meronda di kampungnya.
Baca Juga: Pengalaman misteri Yu Anik saat menghadiri kongres nasional di Bali 1: Ranjang bergoyang kencang
Memang tidak sendiri, setiap kelompok ronda ada delapan orang, namun entah apa malam itu hanya bertiga.
Membuat mereka malas untuk keliling mengambil jimpitan, “Nggak usah diambil, yuk kita patungan,” tukas Parno.
Jika tidak keliling harus menukar uang jimpitan sekitar dua puluh lima ribu.
“Siap, “ jawab teman Syahroni, “Ini juga malam Jumat Kliwon, aku juga males lewat rumah kosong itu,” lanjutnya.
“Lho bukan hendak masuk rumahmu itu juga melewati kebon kosong, Syah,” sahut Sudi yang gabung ronda juga,
“Banyak yang bilang di bawah pohon petai itu lho,” lanjutnya.
Baca Juga: Pengalaman misteri Yu Anik saat menghadiri kongres nasional di Bali 2: Diganggu penunggu pohon besar
Syahroni bersungut-sungut, “Wah kamu tuh, mbok jangan gitu Sud, wong nggak ada apa-apa kok.”
“Lho, kamu memang belum pernah melihatnya ya, Syah,” timpal Parno, “Yang disana tuh katanya wewe,” lanjut Parno serius.
“Ya, ya, wewe! Pakdhe Manto pernah melihatnya,” tegas Sudi.
“Dah, sudah, ayo, aku sepuluh ribu, kamu lima belas ribu berdua, sapa yang bawa, besok setorkan pak RT,” kemudian Syahroni memberikan uang sepuluh ribuan diterima Parno,