Saya amati lebih saksama, jumlahnya puluhan!
Mereka tersebar di permukaan kasur saya, menggeliat-geliat menjijikkan.
"Ya Allah," sontak saya menjerit.
Saya lari ke luar kamar, sehingga menarik perhatian adik dan bapak.
Setelah saya ceritakan mereka langsung memeriksa kasur saya, dan terkaget-kaget.
Kemudian saya bungkus ulat-ulat itu dengan sprei di kasur, lalu saya buang di halaman.
Kami bingung dari mana asal mereka?
Kamar saya jauh dari pepohonan di belakang rumah, jadi tak mungkin dari situ.
Langit-langit kamar pun bersih, tak ada lubang apapun.
Akhirnya saya bersihkan kamar hingga ke sudut-sudut, mencari sisa ulat.
Tetapi nihil. Ulat-ulat itu datang tiba-tiba, dan lenyap begitu saja.
Hingga kini peristiwa itu tetap menjadi misteri. (Seperti dikisahkan Gita FU di Koran Merapi) *