Hujan belum berhenti mengguyur, Ratmo tidak peduli lagi dengan cuaca yang sedang tidak bersahabat ini.
Pada akhirnya, ia memutuskan untuk nekat berangkat memancing.
Tidak lupa sebelum berangkat ia selalu pamit kepada Ibunya, Ratmo pun meluncur dengan motor pengaritannya menuju Desa Beji.
Sesampai di lokasi, ia memakirkan motornya diperkebunan jati milik masyarakat setempat.
Setelah menyusuri sungai kurang lebih seperempat jam, ia berhenti di suatu tempat lalu mengulurkan kailnya yang sudah diberi umpan ke dalam sungai.
Tak berapa lama kemudian mata kailnya terasa ada yang menarik, tetapi masih sebatas tarikan-tarikan kecil.
Dengan sabar ia memperhatikan kailnya. Harapannya pun tiba, mata kailnya disambar ikan dengan kuat.
Tak ayal rasa dinginnya berubah menjadi hangat karena ikan lele sebesar lengannya berhasil ditangkap.
Satu demi satu, ia berhasil menangkap ikan di tempat tersebut.
Waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB. Ratmo pun berkemas untuk pulang, ia sudah berjanji kepada Ibunya untuk tidak pulang larut malam.
Akan tetapi, hati kecilnya merasa belum puas dengan tangkapannya hari ini.
Dalam perjalanan pulang Ratmo menemukan sebuah tulisan di dekat kubangan yang di sekitarnya ditumbuhi pohon besar.
Tulisan tersebut berbunyi “Dilarang Mancing di Sini” sontak tulisan itu membuat Ratmo penasaran.