"Jangan-jangan ada orang di dalam lemari itu," pikirku.
Dengan jantung masih deg-degan, kubuka lemari.
Ternyata tak ada orang sama sekali. Kututup kembali lemati itu, lalu kumatikan televisi. Akupun berangkat tidur.'
Di antara tidur dan sadar, sayup-sayup kudengar lemari itu bergoyang-goyang lagi.
Gludag...gludug.... suara seperti itu terus-terusan kudengar sampai jam 12 malam lebih.
Tak tahan dengan teror goyangangnya, segera aku jual lemari tua itu.
Eehhh, ternyata ada yang mau membeli dengan harga dua kali lipat.
Lumayan, terbebas dari rasa ketakutan, masih dapat untung pula. (Seperti dikisahkan Oei Tjong Hoo di Koran Merapi) *