HARIAN MERAPI - Sebuah kisah misteri dialami Tarwono, sarjana yang tak percaya hal gaib.
Ia nekat gerobak sapi warisan dari orangtua dijadikan kayu bakar, Lantas apa yang terjasi?
Wujud fisiknya hanyalah sebuah gerobak sapi. Sebuah alat transportasi untuk mengangkut barang pada masa lalu.
Namun bagi Pak Bogiman (bukan nama sebenarnya), gerobak sapi yang dimilikinya bukan hanya sebagai barang klangenan.
Barang jadul itu merupakan sebuah pusaka warisan leluhurnya.
Pak Bogiman memiliki gerobak sapi tersebut bukan karena membeli, tapi mendapat warisan dari Ayahnya.
Sedang Ayah Pak Bogiman mendapat gerobak tersebut dari pemberian Mbah Singojoyo (nama samaran), Bapak angkatnya.
Bagi Pak Bogiman gerobak sapi yang hanya selalu diparkir di sebelah rumahnya itu terasa sangat berarti bagi kehidupannya.
Bisa dibilang, tanpa ada gerobak sapi disamping rumah, periuk nasi di dapurnya bakal nggoling.
Ada saja rejeki yang datang, kendati Pak Bogiman tidak mempunyai pekerjaan tetap.
Konon, gerobak sapi pemberian leluhurnya itu usianya sudah ratusan tahun.
Sesuai dengan petunjuk dari orangtuanya, setiap selapan hari sekali gerobak sapi yang kayunya sudah mulai keropos itu dia bersihkan.
Bahkan pada saat- saat tertentu diguyang seperti orang mengguyang mobil kesayangannya.
Waktu berjalan terus. Usia Pak Bogiman pun bertambah. Kondisi tubuhnya juga semakin rapuh.
Pekerjaan merawat gerobak pun dia serahkan kepada Tarwono ( nama samaran ), anak tunggalnya.
Baca Juga: Kejadian aneh saat tinggal di rumah dinas peninggalan zaman Belanda, di belakangnya ada kuburan kuno
Tarwono yang seorang Sarjana Teknik dan pola pikirnya modern, tidak sefaham dengan Ayahnya.
"Apa hubungannya gerobak sapi yang hanya selalu diparkir kok mendatangkan rejeki?"