Ia hanya dapat ikan-ikan kecil saja.
Padahal ia datang sejak tadi pagi.
Ketika hari mulai sore justru pancingnya menyangkut kodok kecil berwarna kuning cerah.
Seno merasa kodok itu langka dan cantik. Iapun berniat memeliharanya.
Saat hari sudah mulai gelap, Seno memasukan kodok itu ke dalam kepisnya.
Di rumah ia meletakkan kodok itu di bekas bak kamar mandi yang bubrah di samping rumahnya.
Selama tiga hari tidak ada yang aneh. Tapi memasuki hari keempat, banyak kejadian aneh menimpa.
Anaknya yang berumur 3 tahun sering menangis tanpa sebab.
Istrinya juga sering berbicara sendiri.
Tak hanya itu, Seno sering mendengar samar-samar suara “Balekno aku, aku ono sik duwe”.
Entah darimana suara itu berasal.
Merasa tidak kuat dengan kejadian aneh yang terus menimpanya, Seno memutuskan untuk sowan ke Eyang Joyo (nama samaran), sesepuh desanya yang juga punya kemampuan linuwih.
Eyang Joyo lantas memegang tangan Seno. Ia berusaha menerawang apa yang terjadi. Akhirnya Eyang Joyo mengerti.