SITUS SAMBERAN: DULU TEMPAT SUCI, KINI PENUH MISTERI (1)
HARIANMERAPI.COM - Situs Samberan di dusun Samberan desa Ringinanom Kecamatan Tempuran merupakan salah satu situs candi batu bata di wilayah Kabupaten Magelang. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan dengan situs-situs candi lain di lingkungan sekitar Candi Borobudur. Di Situs Samberan ada puing-puing candi batu bata yang merupakan candi pada masa silam. Namun kini, candi ini sudah tak berbentuk, bagian kaki candi yang tersisa terbuat dari batu bata tertimbun tanah di pekarangan belakang rumah Wahani.
Situs Samberan berada dalam Kawasan Cagar Budaya Borobudur yang telah ditetapkan dengan Permendikbud No. 286/M/2014 pada tahun 2014. Diperkirakan Situs Samberan merupakan salah satu peninggalan dari jaman Kerajaan Mataram Kuna antara abad ke-7 sampai abad ke-10 M. Kini situs cagar budaya ini dikelola oleh Balai Konservasi Borobudur, yang pada tahun 2020 yang lalu menata situs ini dan lingkungannya dengan membuat pagar keliling, rumah-rumah pelindung bekas galian dan sebuah pos jaga dengan dana sebesar Rp. 113.482.992,-.
Penemuan candi ini berawal dari adanya dua buah yoni yang ‘dipasang’ di kanan dan kiri tritis halaman masjid ‘Raudhatul Mustofa’ yang terletak di ujung dusun Samberan. Dua yoni tersebut tampaknya sengaja dipasang di sini. Dua yoni dari Situs Samberan itu dipasang di halaman masjid ini kini sudah tidak tampak karena sudah terpendam.
Tim peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta yang waktu itu sedang melakukan penggalian Candi Wurung di daerah Salaman, merunut asal-usul kedua yoni itu ke tanah pekarangan milik Wahani, kira-kira berjarak 250 meter dari lokasi masjid ke arah barat laut. Karena di pekarangan itu juga ditemukan sebuah yoni oleh Wahani. Yoni tersebut semula terpendam di bawah rumpun bambu. Dia juga menemukan sebuah umpak berbentuk bulat/silinder dan sebuah batu berbentuk persegi.
Dari temuan-temuan yoni tersebut, tim ahli purbakala menindaklanjuti dengan melakukan penelitian dan penggalian situs candi ini pada tahun 2002 yang lalu. Tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta ini dibantu petugas dari Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (kini Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Tengah, diketuai Drs. Baskoro Daru Tjahjono. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bangunan di Situs Samberan hanya tersisa bagian kaki candi yang terbuat dari batu bata. Denah candi empat persegi panjang berukuran 14,70 m x 16,70 m, menghadap ke arah timur. Di situs ini ditemukan sumuran candi dan sebuah yoni, sehingga disimpulkan sebagai puing sebuah bangunan candi yang bernafaskan agama Hindu. Dalam penggalian situs ini baru ditemukan sebuah candi induk, sedangkan untuk candi perwara dan pagar candi belum ditemukan.
Artefak-artefak yang ditemukan di situs ini dan lingkungan sekitarnya berupa bagian bawah dan bagian bawah sebuah Yoni, umpak batu, fragmen batu putih dan fragmen batu andesit. Bagian bawah sebuah Yoni yang kini diamankan di samping rumah Wahani, semula berada di tengah situs candi. Bagian bawah Yoni berukuran tinggi 48 cm, luas dasar 105 cm x 95 cm, luas badan yoni 67 cm x 65 cm, dan lubang yoni 37 cm x 35 cm. Sedangkan bagian atas yoni ada dua buah. Keduanya ditemukan di halaman masjid dusun Samberan yang berjarak lebih kurang 250 meter sebelah tenggara situs. Yoni tersebut dibuat dari bahan batu andesit. Yoni satu berukuran 99 cm x 82 cm, luas lubangnya 38,5 cm x 36,5 cm. Yoni dua ukurannya 112 cm x 111 cm, luas lubang yoni 39 cm x 37 cm. tinggi ke dua yoni tersebut kira-kira 50 cm, ukuran pastinya tidak diketahui karena terpendam. Dan kini yoni yang berada di tritis masjid sebelah selatan lubangnya tertutup tanah, sedangkan yoni yang dipasang di tritis masjid sisi utara telah tertutup ‘paving’ halaman masjid. (Amat Sukandar)