ASAL-USUL NAMA KABUPATEN GROBOGAN (1) - Mengangkut Benda Pusaka dari Kerajaan Majapahit

photo author
- Rabu, 31 Maret 2021 | 07:46 WIB
25Grobogan-1
25Grobogan-1

Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain. Sebelumnya ibu kota kabupaten Grobogan terletak di Kecamatan Grobogan bukan di Kecamatan Purwodadi, tapi kemudian dipindah di Purwodadi. Bupati Grobogan pertama kali adalah Raden Surokerti Abinarang dan Bupati yang paling legendaris adalah Soegiri.

DARI perjalanan sejarahnya, Kabupaten Grobogan atau daerah Grobogan sudah dikenal sejak zamana kerajaan Mataram Hindu. Daerah ini pernah menjadi pusat Kerajaan Mataram dengan ibu kota di Medhang Kamulan atau Sumedang Purwocarito atau Purwodadi. Pusat kerajaan itu kemudian berpindah ke sekitar kota Prambanan dengan sebutan Medang i Bhumi Mataram atau Medang Mat i Watu atau Medang i Poh Pitu atau Medang ri Mamratipura.

Pada zaman kerajaan Medang dan Kahuripan, daerah Grobogan menjadi daerah yang penting bagi kerajaan. Sementara pada zaman Majapahit, Demak, dan Pajang, daerah Grobogan selalu dikaitkan dengan cerita rakyat tentang Ki Ageng Sela, Ki Ageng Tarub, Bondan Kejawan dan cerita Aji Saka.
Sementara pada zaman kerajaan Mataram Islam, Grobogan termasuk daerah Monconegoro dan pernah menjadi wilayah koordinatif Bupati Nayoko Ponorogo, yakni Adipati Surodiningrat. Pada masa Perang Prangwadanan dan Perang Mangkubumen, Grobogan menjadi basis kekuatan Pangeran Prangwedana (RM Said) dan Pangeran Mangkubumi.

Mengenai asal usul nama Grobogan sendiri, terdapat dua versi sejarah yang berkembang. Namun jika dicermati, dua versi tersebut sebenarnya memiliki alur sejarah dan kesimpulan yang sama. Bedanya hanya terletak pada para tokohnya. Menurut versi pertama, asal usul nama Grobogan berawal dari peristiwa yang terjadi saat pasukan kesultanan Demak di bawah pimpinan Sunan Ngundung dan Sunan Kudus menyerbu pusat kerajaan Majapahit. Serangan tersebut berakhir dengan kemenangan di pihak pasukan Demak, sehingga kerajaan Majapahit runtuh.

Saat Sunan Ngundung masuk ke wilayah istana Majapahit, ia menemukan banyak benda-benda pusaka yang ditinggalkan begitu saja. Benda-benda itu kemudian dikumpulkan dan dimasukkan dalam sebuah grobog. Grobog adalah sebuah kotak persegi panjang yang digunakan untuk menyimpan uang atau barang yang dibuat dari kayu. Kadang-kadang berbentuk bulat, agar mudah membawanya dan dengan cepat dapat diselamatkan jika ada bahaya mengancam, misalnya bahaya kebakaran. Tapi grobog juga dapat berarti kandang yang berbentuk kotak untuk mengangkut binatang buas (misalnya: harimau) hasil tangkapan dari perburuan. Grobog tersebut dapat juga digunakan sebagai alat penangkap harimau. Grobog ini biasa disebut Grobog atau bekungkung. Bbila kecil disebut: jekrekan untuk menangkap tikus.

Benda-benda pusaka yang dimasukkan dalam grobog kemudian dibawa sebagai barang boyongan saat pulang ke Demak. Dalam perjalanan pulang ke Demak, grobog tersebut karena sesuatu sebab harus ditinggal. Rupanya peristiwa tersebut sangat mengesankan hati Sunan Ngundung, sehingga sebagai kenangan tempat di mana grobo tadi tertinggal lantas diberi nama Grobogan. (Dari berbagai sumber/*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X