Berangkat ke Pertapaan Majalima di Kaki Gunung Merapi

photo author
- Senin, 3 Agustus 2020 | 07:56 WIB

-

Mulailah perang tanding lomba watangan antara Jaka Sangkan dan Raden Panji Sumirang, keduanya memang trampil bermain senjata sambil naik kuda.

SALING serang satu sama lain, Jaka Sangkan nlorongke watang ke arah Raden Panji Sumirang namun dengan tangkas bisa menghindar. Bagitu sebaliknya, ketika watang Raden Panji Sumirang mengarah kaki Jaka Sangkan dengan gesit kudanya dimiringkan sehingga luput dari sergapan lawan. Namun agaknya, lama-lama Raden Panji Sumirang yang keburu nafsu ingin menjatuhkan lawan, malah lena sediri. Dalam gebrakan yang sangat mapan, watang Jaka Sangkan tepat mematuk lambung Raden Panji Sumirang hingga jatuh ke tanah dari atas punggung kuda.

Sorak mawurahan mbata rubuh melihat Jaka Sangkan berahasil mengalahkan Raden Panji Sumirang, Kanjeng Sunan Amangkurat pun gembira melihat hal itu. Berarti Mataram punya anak muda yang tangguh, layak jadi prajurit pilihan apalagi ternyata Jaka Sangkan anak Tumenggung Gajah Alit salah satu nayaka Mataram.

Sejak Jaka Sangkan berhasil mengalahkan Raden Panji Sumirang pada adon-adon watangan di Alun-alun, namanya semakin dikenal oleh kawula Mataram. Sinuhun Mataram pun telah mengirimkan utusan kepada Tumenggung Gajah Alit untuk meminta Jaka Sangkan masuk menjadi prajurit. Oleh Tumenggung Gajah Alit sebelum Jaka Sangkan masuk menjadi prajurit disuruh mencari guru ‘ngudi luhuring budi’ di pertapan Majalima, letaknya dikaki Gunung Merapi sebelah timur.

Babad Tanah Jawa menceriterakan, Jaka Sangkan bersama abdinya berangkat ke arah pertapan Majalima di kaki Gunung Merapi sebelah timur. Perjalanannya melewati Prambanan, sesuai arahan oragtuanya Tumenggung Gajah Alit sambil ‘tapa ngrame’ yakni menolong orang yang kesusahan atau menderita.

Syahdan di pertapan Majalima, Kyai Majalima sedang memberikan petuah pada anaknya Jaka Paran, saatnya ‘labuh-labet’ di Mataram. Bekal ilmu sudah diberikan, agar bisa untuk mengabdi dan diberi tahu kalau Jaka Paran merupakan ‘turun wayah’ Ki Ageng Karanglo dan pernah dijanjikan oleh Ki Ageng Pemanahan besuk akan diganjar ‘kalungguhan’. Namun pesan Kyai Majalima, Jaka Paran harus hati-hati dan waspada, karena sebelum mendapat kan ‘kalungguhan’ di Mataram akan banyak cobaan atau godaan. Bahkan tidak lama lagi Mataram akan terjadi ‘dahuru gedhe’, namun kalau Jaka Paran berhasil melewati maka akan segera mendapatkan ‘karahayon’ untuk hidupnya, yakni ‘suwita’ di Mataram. (Ki Sabdo Dadi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X