-
Perkawinan Pangeran Sabrang Lor atau Yunus Abdul Kadir dengan Ratu Ayu yang juga putri Sunan Gunung Jati terjadi tahun 1511. Sebagai Senapati Sarjawala, panglima angkatan laut, Kerajaan Demak, Sabrang Lor untuk sementara berada di Cirebon. Kelak Yunus Abdul Kadir menjadi Sultan Demak pada tahun 1518.
PERSEKUTUAN Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak melalui pernikahan ini rupanya sangat mencemaskan Jaya Dewata dari Siliwangi di Pakuan. Pada tahun 1512, Jaya Dewata kemudian mengutus putra mahkota Surawisesa, untuk menghubungi Panglima Portugis Afonso de Albuquerque di Malaka. Saat itu Agonso baru saja gagal merebut Pelabuhan Pasai milik Kesultanan Samudera Pasai. Namun pada sisi lan, Tome Pires yang seorang pelaut Portugis menyatakan dalam catatannya, bahwa sudah banyak dijumpai orang Islam di pelabuhan Banten [adatahun 1513 M.
Rupanya hal itu tak lepas dari jasa Syarif Hidayatullah. Setelah mengajak putranya Maulana Hasanuddin berangkat ke Mekah, sekembalinya Syarif Hidayatullah dan putranya itu aktif melakukan dakwah Islam secara sopan, ramah serta suka membantu masyarakat. Hal ini membuat sebagian masyarakat memeluk dan taat menjalankan agama Islam.
Dari aktivitasnya dakwah di wilayah Banten, Syarif Hidayatullah kemudian dikenal dengan nama Syekh Nurullah yang artinya Syekh yang membawa cahaya Allah SWT. Aktivitas dakwahnya kemudian dilanjutkan Maulana Hasanuddin hingga ke pedalaman Wahanten, seperti gunung Pulosari di kabupaten Pandeglang. Di tempat ini ia pernah tinggal sekitar 10 tahun untuk berdakwah pada para pendeta Gunung Karang, Gunung Lor, hingga ke Ujung Kulon dan pulau Panaitan. Pola syiar yang dilakukannya kurang lebih sama seperti yang dilakukan oleh sang ayah.
Pada tahun 1521, Prabu Silieangi Jaya Dewata mulai melakukan pembatasan terhadap pedagang muslim yang akan singgah di pelabuhan-pelabuhan kerajaan Sunda. Tenu saja hal ini dilakukan untuk menghambat pengaruh Islam agar sulit diterima para pedagang pribumi ketika melakukan kontak perdagangan dengan para pedagang muslim. Roh demikian, upaya itu tak mendatangkan hasil yang memuaskan. Pada kenyataannya pengaruh Islam jauh lebih kuat dibanding upaya pembatasan yang dilakukan. Bahkan pengaruh Islam mulai memasuki wilayah pedalaman kerajaan Sunda. Pada tahun pula kerajaan Sunda berusaha mencari mitra koalisi dengan negara yang dipandang memiliki kepentingan yang sama dengan kerajaan Sunda. Jaya Dewata pun memutuskan untuk menjalin persahabatan dengan Portugis dengan tujuan dapat mengimbangi kekuatan pasukan kesultanan Demak dan kesultanan Cirebon.
Pada tahun 1521 guna mewujudkan persahabatan tersebut Jaya Dewata mengirim beberapa utusan ke Malaka di bawah pimpinan Ratu Samiam alias Surawisesa. Mereka berusaha meyakinkan bangsa Portugis bagi suatu persahabatan yang saling menguntungkan antara kerajaan Sunda dan Portugis. Surawisesa membern penawaran kepada Portugis untuk melakukan perdagangan secara bebas utamanya lada di pelabuhan-pelabuhan milik kerajaan Sunda. Sebagai imbalannya, Surawisesa mengharapkan bantuan militer dari Portugis jika kerajaan Sunda diserang Kesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon, dengan memberi hak kepada Portugis untuk membangun benteng. (*)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi