DARAH KI JURU TAMAN (4) - Bingung Diminta Obat Penawar Upas Anglung

photo author
- Jumat, 28 Februari 2020 | 06:02 WIB

-

Ternyata setelah diiris-iris dengan pisau, daging anjing tadi begitu mbedhelnya, tidak alot seperti kebanyakan daging mentah.

PANGERAN Silarong kemudian mengambil darah dalam takir itu sedikit dan dicampurnya dengan minyak kelapa, "Campuran sakti ini aku beri nama Upas Anglung," katanya bergumam.
Siang harinya ada seorang Prajurit datang kepada Pangeran Silarong, namanya Ki Sutani.
"Kanjeng Pangeran Silarong, sowanku kemari minta kesediaan Pangeran untuk membantu keinginanku," kata Ki Sutani mengemukakan maksudnya.
"Apa yang menjadi keinginanmu itu? Jika aku bisa bakalan aku bantu."
"Aku punya musuh yang aku benci, tetanggaku sendiri. Namanya Noyo Benyek, dia membunuh anak putriku lantaran tidak mau dikawini."

"Ini kuberi Upas Anglung. Jangan sampai ketahuan siapa-siapa, upas anglung ini kamu cemplungkan ke sumur milik tetanggamu itu. Nantikan, tiga hari kemudian kamu akan melihat akibatnya," kata Pangeran Silarong sambil memberikan Upas Anglung yang diwadahi bumbung kecil.
"Matur sembah nuwun, Kanjeng Pangeran Silarong."
"Ho.oh."

Betul. Tiga hari berikutnya Ki Noyo Benyek meninggal dunia karena meminum air sumur di rumahnya yang telah tercampur Upas Anglung. Tetangga kanan kiri padha ubyur saling membicarakan apa sebenarnya penyebab kematian Ki Noyp Benyek itu?.

Pangeran Silarong terdiam sejenak, dia berpikir-pikir tentang kasiat upas anglungnya yang sangat ampuh itu. Maklumlah bahwa upas itu berasal dari darah setan, Ki Juru Taman. Setelah beberapa orang diberinya upas anglung itu dan berhasil. Maka terujilah kemanjurannya akibatnya Pangeran Silarong menjadi tersohor di seantero kerajaan Mataram sebagai dukun sakti.

Suatu saat ada orang datang kepadanya meminta obat penawar karena saudaranya terkena upas anglung. Pangeran Silarong gugup dibuatnya, karena dia sendiri merasa tidak memiliki obat penawar tersebut.
"Sampeyan mesti punya obat penawarnya. Karena upas anglung toh asalnya dari sampeyan juga?" desak orang itu menuntut Pangeran Silarong.
"Sabar, sabar, Ki Sanak. Nanti pasti aku buatkan," jawab Pangeran Silarong sambil beringsut meninggalkan tamunya masuk ke dalam rumah. Sesampai di dalam dia menemui istrinya sekaligus meminta pertimbangan wanita itu.

"Ini sebaiknya bagaimana, Diajeng? Sebab di ruang depan ada orang datang meminta obat penawar upas anglung? Padahal aku tidak memilikinya?, kata Pangeran Silarong kepada istrinya.
"Uuuu, kamu itu memang dukun gombal kok, Kangmas. Bisa bikin upas kok tidak bisa bikin penawarnya? Sudah! Sekarang berikan saja dia tanah yang ada dalam takirmu yang satunya itu! Katakan bahwa itu namanya jamu citrasekti yang ampuh melawan sebangsa upas atau racun-racunan," jawab istrinya rada-rada ngawur. (Akhiyadi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X