DARAH KI JURU TAMAN (1) - Dyah Banowati Malam-malam Duduk di Taman

photo author
- Senin, 24 Februari 2020 | 06:44 WIB

-

Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah raja Mataram ketiga (1613-1646). beliau putra dari Panembahan Seda Krapyak merupakan pendiri dari Dinasti Mataram Islam di Jawa tengah Selatan. Kekuasaan Mataram ketika itu hampir meliputi seluruh Jawa dari Pasuruhan sampai Cirebon di tambah Kerajaan Banten yang tunduk kepada Mataram. Berikut pernik-pernik Kerajaan Mataram, yang diambil berdasarkan sumber-sumber Babad Tanah Jawi.

SEBAGAI raja terbesar Kerajaan Mataram Islam Sultan Agung tentulah seorang yang punya banyak ilmu, menguasai olah kanuragan berikut berbagai ajian dan mantra-mantra. Kecuali itu, kerajinannya melakukan ibadah mendekatkan diri kepada Tuhan serta keprihatinannya dalam bertapa menjadikannya sakti mandraguna, dhug dheng, dan pilih tandhing.
Tidak hanya Sultan Agung sendiri yang berbuat begitu melainkan sentana dalem, para Punggawa, para Tumenggung, Bupati, Mentri, berikut para prajurit Mataram juga melakukan keprihatinan dengan kemampuannya masing-masing. Dengan demikian maka orang-orang Mataram adalah orang-orang yang mumpuni dalam berolahkanuragan serta berolahkebatinan.

Makanya tidaklah mengherankan bahwa Sultan Agung selain memiliki Prajurit-prajurit andal beliau juga memiliki prajurit Kajiman yang terdiri dari makhluk-makhluk halus sejenis Jim.
Mereka memiliki tugas khusus antara lain menjaga keselamatan Kanjeng Sultan kemanapun beliau pergi. Ki Juru Taman adalah salah satu dari prajurit Kajiman yang bertugas menjaga taman keputren terutama dari orang-orang sakti yang ingin menyusup masuk karena menginginkan salah satu dari putri kedaton atau garwa ampean raja.

Malam itu Kanjeng Sultan sedang keluar dan berjalan-jalan di Pendapa tak jauh dari Taman Keputren. Beliau melihat samar-samar di balik tanaman bunga-bungaan yang menghiasi dinding Keputren nampak ada seorang wanita nan cantik duduk di situ. Pelan-pelan Kanjeng Sultan mendekatinya,
"Hmmm, Diajeng? Sliramu malam-malam begini kok duduk di situ? Kenapa?"

"Tidak apa-apa, Kanjeng Sultan," jawab putri ayu Dyah Banowati yang kemarin malam bilang kepada Kanjeng Sultan kalau dirinya kini sudah hamil satu bulan.
"Kok tidak duduk beristirahat saja di dalam keputren? Apa ada yang mau kau sampaikan kepadaku?" tanya Kanjeng Sultan mendekati, dekaaaat sekali.
Ditariknya tangannya pelan-pelan sehingga ia berdiri. Kanjeng Sultan lalu berdiri di belakang istrinya, Dyah Banowati. Dielusnya pundaknya dari belakang sambil kedua tangan beliau kemudian mendekap tubuhnya, mesra. (Akhiyadi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X