KI TAMBANG YUDHA, CIKAL BAKAL KAMPUNG NAMBANGAN (1) - Penancapan Tetenger untuk Memuliakan Leluhur

photo author
- Jumat, 31 Januari 2020 | 07:00 WIB

-

Nambangan adalah sebuah kampung di kota Magelang. Tepatnya di kelurahan Rejowinangun, kecamatan Magelang Selatan. Bagi masyarakat Magelang, kampung ini cukup terkenal terutama lantaran terdapat tiga komplek pemakaman. Dua komplek ada di Candi Nambangan dan satu lagi ada di Karang kidul Nambangan. Bukan hanya penduduk asli kampung nambangan saja yang di makamkan di situ, tapi justru masyarakat luar kampung Nambangan lebih banyak.

DI NAMBANGAN juga ada situs yang berada di areal pemakam umum. Situs Nambangan ini menyisakan beberapa batu bata kuno berukuran besar, berbeda dengan ukuran batu bata normal yang kini berada di pasaran. Selain batu bata kuno, di situs Nambangan juga masih dapat ditemui sebuah yoni berukuran 1,25m x 1,25 m dengan kondisi setengah bagian cerat dan setengah tubuhnya menghilang. Kemungkinan dikarenakan telah dihancurkan seseorang.

Batu bata kuno yang tersebar di situs Nambangan kebanyakan digunakan sebagai pondasi makam. selain batu bata kuno juga masih bisa ditemui beberapa batu andersite dengan pahatan yang mencirikan bekas sebuah bangunan klasik. Jika benar, berarti Candi Nambangan dulunya menggunakan bahan batu berupa batu andersite dan batu bata.

Adanya peninggalan berupa sebuah yoni, bisa dipastikan dulu bangunan candi yang pernah terbangun kokoh di situs Nambangan ini. digunakan oleh umat Hindu Shiwa sebagai media peribadatan. Situs Nambangan ini sudah tidak utuh lagi atau bahkan sudah tidak terlihat berupa reruntuhan candi, hanya arfetak batu bata yang berukuran besar, batu-batu andesit dan sebuah Yoni.

Sementara warga Kampung Nambangan Kelurahan Rejowinangun Utara Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang, meyakini bahwa Ki Tambang Yudha sebagai cikal bakal dan leluhur mereka. Wilujengan atau selamatan ditemukannya jejak peninggalan Ki Tambang Yudha pun ditandai dengan penancapan tetenger di makamnya oleh Wakil Walikota Magelang Dra. Windarti Agustina, Jumat Pahing, 17 Januari 2020 yang lalu. Penancapan tetenger ini juga bermakna untuk mengangkat dan memuliakan leluhur cikal bakal Kampung Nambangan. (Amat Sukandar)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X